Ini masih tentang sebuah
buku lama yang saya beli di Pameran Buku Jakarta( 30 Mei 2003) dengan
tema yang ternyata masih tetap aktual sampai kapan pun.Novel ini ditulis
oleh Laura Wolf, dengan judul Buku Harian sang Calon Pengantin.
Amy,
seorang karyawati sebuah majalah klas 2, memutuskan untuk menikah
nyaris setahun ke depan, setelah Stephen, pacarnya yang seorang programmer, melamarnya di sebuah
antrian saat mereka akan menonton bioskop.Dari buku Beautiful Bride,
sebuah buku tentang panduan perkawinan, Amy menemukan ada 70 hal yang
harus dipersiapkannya. Mulai dari hal- hal penting seperti tanggal
pernikahan, undangan, baju pengantin sampai pada banyak hal yang
sepertinya kurang begitu penting .
Lalu dimulailah hal- hal yang
rumit.Masalah pertama adalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh
pasangan tersebut. Dari kedua orang tua mereka, hanya ada donasi 10 rb
dollar, sedangkan biaya yang mereka perkirakan adalah 20 rb.Dan itu
berarti banyak hal.Belum lagi, ada gangguan gangguan kecil maupun besar,
baik dari lingkungan keluarga,teman- teman, juga dari lingkup pekerjaan
keduanya.
Karena terbatasnya dana, akhirnya mereka memutuskan
untuk menikah di halaman belakang, rumah keluarga Amy. Masalah tidak
berhenti sampai di situ. Untuk penghematan pula, Amy akhirnya bersedia
memakai gaun pengantin ibunya, yang digunakan saat menikah 20 tahunan
yang lalu.Tentu saja, bukan gaun impian Amy.Selain itu, untuk hal- hal
lain Amy dan Stephen harus melakukan banyak kompromi.
Karena
ketegangan pra menikah, Amy dan Stephen bersitegang, sampai- sampai Amy
berpikir akan mengakhiri rencana pernikahan mereka. Untunglah, karena
kesadaran keduanya dan pengertian yang terjalin di antara mereka,
rencana itu mereka lanjutkan.
Dan itu bukan berarti masalah- masalah
baru tidak bermunculan. Mulai dari undangan yang dikembalikan karena
salah menempelkan perangko, sepatu yang belum juga ditemukan bahkan
seminggu sebelum pernikahan sampai badai yang memporak-porandakan semua
kursi, panggung dan semuanya, tepat di malam sebelum pernikahan.
Lantas, apakah yang terjadi setelahnya? Apakah perkawinan tetap berlangsung? Jawabannya dijelaskan gamblang di akhir cerita
Sebagai
buku chicklit, saya rasa buku ini berhasil menangkap secara gamblang
stress yang dialami oleh pasangan yang akan menikah, tentu saja dengan
atmosfir yang berbeda, karena lokasi ceritanya di luar negri. Tapi
bukankah masalah yang menimpa pasangan tersebut bisa saja dialami oleh
semua calon pengantin. Dalam beberapa bagiannya agak lebay, juga alur
yang terlalu lambat pada tiga perempat cerita. Jadinya penyelesaian
untuk banyak hal penting terkesan buru- buru.Walau begitu, buku ini
asyik dibaca sebagai bacaan ringan.
Oh ya, ada quotes manis di
akhir cerita yang ingin saya bagi. Begini tulisannya" Pernikahan
bukanlah hari terbesar dalam kehidupan kami.Hari terbesar adalah setiap
hari sesudahnya.Karena bukan hanya sumpah setia untuk menyintai
seseorang yang penting, tapi yang utama adalah semua tindakan untuk
memenuhi sumpah setia itu. Selamanya"
10 komentar:
Bolehkah aku setuju dengan kutipan manisnya? :)
boleh, makanya aku bilang itu kutipan yang manis sayang...
Quotenya bagus.
betl sayang..setuju..
Quotenya emang oke bgt mbak...berkunjung kemari :)
setuju dik....
Baru mampir rumah buku mbak dhani, manis:-)
tq dik..dibikinin oleh seorang adik yang baik hati dan tidak sombong..
kalo ditambah dengan cover dan biodata buku lebih bagus, mba. biar pembaca jadi langsung tau buku mana yang sedaang dibahas
iya dik, setuju. Tapi bagaimana cara memasukkan kaver/mencarinya. Asli, aku gaptek parah..
Posting Komentar