@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Her Beautiful Eyes, Karena kesempurnaan hanya milikNya

Judul                    :    Her Beautiful Eyes
Pengarang            :    Rien Dj.
Penerbit               :    Qanita/Miza
Tahun terbit          :    2013, Juli
Jumlah halaman    :    326


Walau pun dirimu tak bersayap
Kuakan percaya.
Kau mampu terbang bawa diriku
Tanpa takut dan ragu
Walau pun mulutku pernah bersumpah
Tak sudi lagi jatuh cinta...
( Sang Dewi/ Titi Dj)

SINOPSIS

Ini kisah tentang Tiara, perempuan cantik, berkulit lembut, berambut indah hitam mengembang( halaman 8). Nampak sempurna bukan? Kalau ada yang boleh disebut" kekurangan", itu adalah kaki kirinya yang mengecil karena polio. Dan untuk aktifitasnya sehari hari, dia harus menggunakan satu kurk.Merasa kekurangannya tersebut akan menghambat pekerjaannya, Tiara memilih untuk bekerja sendiri dari rumah. Membuat craft, juga menjadi kontributor lepas sebuah web perkawinan.Mungkin itu juga caranya untuk menarik diri, menempati guanya sendiri.

Nuni, teman satu kosnya, lalu menyarankannya untuk bekerja di sebuah perusahaan yang boleh dibilang masih rintisan, bergerak di bidang handycraft,Milik teman kakaknya, Hikam namanya( halaman 14).Bosnya ternyata belum terlalu tua, berusia sekitar 30 an, yang punya mata setenang laguna dan senyum secerah matahari.Dari penjelasannya, Tiara menangkap bahwa yang akan dilakukannya adalah banyak berhubungan dengan aktifitas online, seperti mengelola web dan melayani pesanan, Suatu hal yang tak asing baginya. Yang kemudian jadi alasan untuk menerima tawaran pekerjaan tersebut.

Di saat yang bersamaan, Tiara dihubungi oleh Anta, sahabat lamanya di SMA dulu. Dengan Anta yang menggunakan kursi roda dalam berkegiatan, Tiara begitu cocok dan klop.Anta sedang berada di Solo, kota mereka dan mengundang Tiara untuk datang mengunjunginya.Dengan Anta, Tiara banyak berdiskusi tentang segudang rencana, mengentaskan kelompok disabilitas yang banyak terpinggirkan. Mulai dari fasilitas umum yang tidak mendukung, diskriminasi di bidang pekerjaan sampai tidak banyak kesempatan yang terbuka.

Bergaul dengan teman teman barunya di KDS( Komunitas Difabel Solo)menyadarkan  Tiara bahwa dia masih jauh lebih beruntung dibanding mereka. Ada yang tak hanya kehilangan satu kaki, tapi dua sekaligus, ada yang tunanetra juga. Disela waktu kerjanya di Sarwo Batik milik Hikam, Tiara menggunakan waktunya untuk membantu Anta, dengan memberikan pelatihan di bidang yang dikuasainya kepada teman temannya tersebut.Ada kalanya pembagian waktunya lancar, tapi ada kalanya juga, Tiara keteteran. Tapi semua dijalaninya dengan senang.

Sementara itu, Tiara merasa bahwa semakin lama, hubungannya dengan Hikam semakin cair. Juga sebuah peasaan suka mulai tumbuh di hati Tiara. Sebuah rasa yang selama ini berusaha ditepisnya, karena Tiara sadar, dengan kondisi fisiknya, dia bukanlah siapa siapa. Walau Nuni sahabatnya memberi keyakinan bahwa Tiara tak punya kekurangan, Tiara tak bergeming. Dia malahan berniat untuk tidak menikah.

Di saat lama kelamaan Tiara mulai membuka diri, sebuah kenyataan pahit datang. Hikam bertemu dengan seorang perempuan cantik yang pernah dekat dengannya, dalam sebuah kunjungan di Jakarta. Inne namanya, seorang perempuan cantik mirip Lola Amaria.Perasaannya terombang ambing lagi. Pada saat yang sama, Anta bermaksud kembali ke Australia. Meneruskan kuliahnya sekaligus menerima pekerjaan yang dicarikan kakaknya. Dan memberi Tiara tanggung jawab untuk menggantikan posisinya.Sesuatu yang selama ini dihindari Tiara karena dia hanya ingin membantu dari belakang.

Lalu apakah yang terjadi sesudahnya dengan hubungan Tiara dan Hikam, juga Anta? Apakah Hikam berhasil meyakinkan Tiara untuk mengakhiri kesendiriannya? Dan bagaimana sikap orang tua Hikam terhadap rencana ini? Apakah Anta akhirnya pergi?

Membaca buku ini secara keseluruhan, banyak informasi berhasil disampaikan penulis tentang dunia disabilitas. Bahwa ternyata, dunia belum berpihak pada mereka. Fasilitas fasilitas umum yang tidak diakomodasikan untuk kekurangan mereka, jenis jenis pekerjaan yang itu itu saja, sampai kesulitan yang dihadapi untuk mengorganisir mereka.Padahal secara kemampuan, tak ada yang membedakan dengan kita yang dianugrahi kesempurnaan fisik. Untuk bidang bidang tertentu bisa jadi mereka lebih unggul. Setting tempatnya juga dideskripsikan dengan lengkap oleh penulis. Sebagai pembacanya, saya jadi pingin mengunjungi Solo.

Kalau pun ada beberapa hal yang bisa dikritisi, salah satunya adalah pemilihan judul. Hemat saya, judul adalah representasi keseluruhan cerita dalam satu atau lebih kata. Dengan gaya penceritaan POV 1, " Her" jadi membingungkan. Juga judulnya secara keseluruhan. Dari seluruh novel, yang saya tangkap adalah perjuangan dan kebimbangan sekaligus. Jadi kok nggak berkorelasi dengan judulnya.
Hal lain adalah penulis kadang menjadikan satu bab dengan bab lainnya tidak terhubung, misalnya bab 12.Saya jadi seperti melihat satu bab yang berdiri sendiri.Konflik juga tidak digarap dengan maksimal, padahal banyak potensi konflik di sepanjang halamannya, mulai dari konflik antara Tiara-Hikam-Anta, atau konflik Tiara-Hikam-Inne. Bisa jadi juga konflik antara Tiara dan ibunda Hikam.Sayangnya saya melihat, penulisnya " adem adem" saja.

Bagaimana pun, dengan segala kesederhanaannya, novel ini punya banyak pesan yang bisa kita petik. Tentang menjadi diri sendiri, tentang lebih bersyukur atas semua nikmat yang Allah kasih, juga tentang bahwa " ketidak-sempurnaan " fisik bukanlah masalah dan bisa dijadikan alasan untuk tidak maju.Juga bahwa semua dari kita, punya andil untuk menjadi penyempurna hidup orang lain, dengan cinta, dengan bantuan, dengan saling berbagi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Blue Heaven, Cinta yang kembali pulang

Judul              :      Blue Heaven
Pengarang      :      Mahir Pradana
Penerbit         ;      Rak Buku
Jumlah hal      ;      202
Waktu terbit   :      Mei 2014

Sinopsis :
Ini kisah tentang 4 bersaudara keluarga Arizki dan perjuangan mereka sepeninggal ayahnya. Riyaz si sulung, memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya yang menjanjikan di sebuah surat kabar di Inggris, selepas S2 nya di negara yang sama, untuk kembali ke Indonesia, untuk bekerja di sebuah koran nasional. Dan tujuan utamanya tentu saja menjadi kepala keluarga, mendampingi mamanya, Rella Arizki.
Sementara anak kedua dan perempuan satu satunya, Raisa, adalah seorang dosen di sebuah universitas di kotanya, mengampu jurusan Arsitektur. Anak ke tiga, Rafi, adalah mahasiswa kedokteran yang sedang co ass di sebuah rumah sakit dan jadi anggota pasif sebuah gerakan bernama Perestroika, yang dambil dari hastag sebuah kicauannya di twitter. Sementara si bungsu Rayden atau yang biasa dipanggil Dede, cedal tapi berbakat di musik, pintar main piano dan jadi gitaris sebuah band bernama The Sidekicks.

Masing masng anak dari keluarga ini punya masalah, mulai dari Riyaz yang ditinggal menikah oleh orang yang dekat dengannya selama 8 tahun, Nadia, sampai niatnya untuk kembali ke Indonesia yang tidak disambut hangat oleh keluarganya. Beralasan memang, karena mereka berpikir Riyaz akan menuntut balas atas kematian ayahnya, yang secara tidak langsung diakibatkan oleh Gubernur Hermawan Handoko.Ayah Riyaz adalah teman satu partai sang gubernur yang kemudian menjadi anggota dewan dan mengikuti pemilihan kepala daerah. Sayangnya sang ayah kalah, lalu malahan dipecat dari partai politiknya oleh sang gubernur yang adalah juga ketua parpol ybs.Cobaan tidak berhenti di situ. Sang ayah dituduh korupsi, diajukan ke pengadilan, menjalani proses sidang yang melelahkan. Walau akhirnya tuduhan itu tak terbukti, sedikit banyak itu mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya, yang berakhir dengan sakit berat dan kematian sesudahnya.

Sementara Raisa, perempuan satu satunya, harus meninggalkan kariernya yang cemerlang di Singapura, untuk kembali ke Indonesia saat sang ayah meninggal, dan memutuskan untuk menjadi dosen. Sebuah tempat di mana dia bertemu dengan pujaan hatinya, Indra yang ternyata adalah anak sang Gubernur.Sebuah hubungan yang hangat, tapi disembunyikan Raisa, khususnya dari sang kakak, karena pasti ini akan jadi kejutan yang tidak menyenangkan baginya, setelah semua yang terjadi dalam kehidupan mereka di masa lalu.

Rafi, si anak ketiga, sedang menempuh pendidikannya di sebuah universitas swasta dan sekarang sedang co-ass. Disela waktunya, dia aktif di medsos Twitter dan menjadi anggota gerakan bawah tanah yang bernama Perestroika, yang digagas dari hastagnya di twitter. Lama kelamaan, Rafi melihat ada banyak hal berlebihan terjadi di kelompok itu. Mulai dengan gagasan gagasan yang mlitan, menjadi provokator sampai menyimpan alat alat yang dikategorikan terlarang, seperti bom molotov, gas air mata sampai bom rakitan.

Si Rayden atau yang dipanggil Dede, adalah anak bungsu yang berbakat musik, tapi mengalami krisis kepercayaan diri karena kecedalannya. Walau dia pintar main piano dan jadi gitaris di sebuah band, tapi masih minder ketika berhadapan dengan perempuan, khususnya lagi jika perempuan itu berhasil memporakporandakan hatinya, seperti Santi Aira Desiana, seorang remaja berbakat dengan banyak kebisaan.

Lalu apakah yang terjadi ketika masalah keempat bersaudara ini berhimpitan bahkan bersinggungan?. Mulai dari Raisa yang memutuskan untuk menikah dengan anak sang Gubernur dan tentu saja ditolak mentah mentah oleh sang kakak? Rafi yang kemudian jadi tersangka karena suatu peristiwa yang melibatkan Santi, juga Dede?Bagaimana juga yang terjadi dengan hubungan Riyaz dan Nadia?Dan apakah pada akhirnya Dede bisa memperoleh hati Santi? Harus dibaca sampai tuntas untuk mendapat semua jawabannya tentu saja.

Sinopsis sudah, sekarang saya mau ngobrolin tentang plus minus novel ini, tentu saja dari kaca mata seorang pembaca dengan lumayan banyak jam terbang.
Novel ini mengulik tentang sebuah tema yang sebetulnya bukan hal baru yakni hubungan persaudaraan, tapi mengeksekusinya dengan cara yang berbeda. Membahas hal hal yang " in" seperti pemilihan kepala daerah langsung, dunia politik yang panas, juga tentang " dunia bawah tanah" prgerakan, penulis tentunya mengharapkan novel ini akan memuaskan kehausan pembaca akan bacaan sejenis yang tak banyak ditemui. Sayangnya, semuanya disajikan tanggung alias setengah setengah. Atau mungkin mau dijadikan pelengkap, tapi porsinya kebanyakan? entahlah.
Proses kedekatan antar anggota keluarga, disajikan apik di beberapa bagian novel ini, antara lain saat Riyaz, Raisa dan Rafi, berusaha mendukung adik mereka yang akan nembak gadis pujaan( halaman 140- 152), juga saat terjadi suatu peristiwa mendebarkan di akhir cerita.

Sekarang, saya akan mengulik beberapa hal yang sepertinya luput dari analisa, baik penulis maupun editornya, seperti :
1/ Adanya beberapa inkosistensi, yakni,
     - Di halaman 2 disebutkan bahwa Rianto Arizki adalah anggota DPRD, tapi di halaman 189 anggota DPR, mana yang benar?
     - Di halaman 17 disebutkan bahwa yang meledak adalah ruang kerja Rektor, tapi di halaman 76 disebutkan ruang kerja Pembantu Rektor.
     - Di halaman 36 disebutkan bahwa Riyaz sudah memeluk ibunya, tapi di halaman 37 diceritakan bahwa Riyaz baru sampai di rumah.
     - Di halaman yang sama disebutkan bahwa ..dipeluknya ibunya, lalu diciumnya kedua pipi ibunda..Tapi di kalimat setelahnya...dan itulah yang baru saja dilakukan Riyaz kepada ibunya sebelum memeluknya..Mana yang benar?
2/ Ada beberapa hal yang disebutkan kurang atau tidak tepat, contohnya :
     - Di halaman 142, disebutkan bahwa si walikota menghendaki banner setinggi tiang listrik dan selebar 4M dipasang. Sepertinya penyebutan yang benar untuk media itu bukan Banner tapi baliho.
     - Di halaman 149, diutarakan bahwa Rafi sedang browsing komputer. Lebih tepatnya seharusnya browsing internet atau browsing di komputernya.
     - Di halaman 157, Santi menggenggam bom yang ditaruh di dalam kotak sepatu, dan di bagian lain ditulis Santi menentengnya. Sepemahaman saya, sesuatu yang digenggam pasti berukuran lebih kecil dari ukuran telapak tangan. Akan lebih tepat kalau ditrulis memegangnya dengan kedua tangan.
     - Pada penunjuk waktu di bom, ditulis 04.49.51. Sepemahaman saya lagi, bukankah itu terbaca 4 jam, 49 menit dan 51 detik ya? Tapi sepertinya yang dimaksud penulis adalah 4 menit. Suatu waktu yang terlalu cepat, apalagi kalau dipakai buat ngobrol dan lari ke sana kemari( agak nggak logis lagi).
3/ Menurut saya, terlalu banyak diucapkan dan dirtulis kalimat kalimat berbahasa Inggris, bahkan untuk kata yang sudah populer bahasa Indonesianya seperti bandara untuk airport. Selain itu, untuk tokoh Rafi yang sepanjang cerita saya tak menemukan fakta bahwa dia pernah tinggal di luar negri dan tidak menempuh bidang studi Bhs Inggris, penggunaan bahasa Inggrisnya terkesan maksa.

Terlepas dari beberapa kritik saya untuk buku ini, ada kok pesan yang patut diapresiasi. Bahwa, tempat paling indah, paling menentramkan adalah keluarga, seperti yang ditulis pengarang di halaman belakang buku ini.
 ..Bagimu mungkin tempat ini tidak istimewa, namun coba renungkan sejenak.
Apakah kau ingat atapnya yang mengajarkan makna kenyamanan dan perlindungan.
Apakah kau ingat dindingnya yang serupa sebuah pelukan hangat saat kau bahagia atau bahkan saat lelah.
Apakah kau ingat lantainya yang selalu kokoh menopangmu saat yang lain berputar terlalu cepat.
Dan ini yang terpenting, apakah kau ingat pintunya? Pintu yang selalu terbuka lebar dan menyambutmu pulang, saat kau sudah lelah menantang dunia.
Tempat itu sebuah rumah, sebuah keluarga....


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Momwriter's Diary, buku pintar tentang dunia tulis menulis.

Judul buku          :    Momwriter's Diary
Penulis                :    Dian Kristiani

Jumlah halaman   :    139
Jenis buku           ;    Psikologi/Inspirasi.
Penerbit              :     Buana Ilmu Populer.

Menulis itu nikmat
Menulis itu menghibur hati
Menulis itu menajamkan intuisi dan membuat pikiran lebih cerdas.

Apakah engkau suka dan ingin menulis. Tapi nggak hanya sekedar menulis, tapi menerbitkannya dalam bentuk buku. Bukan hanya buku yang dibaca segelintir orang, tapi buku yang dibaca banyak orang dan syukur syukur best seller. Yang pada akhirnya mndatangkan kenikmatan, bukan hanya materi tapi batiniah.Kalau jawaban untuk semua pertanyaan itu adalah ya, maka saya sarankan untuk membaca buku ini.

Di buku berhalaman 139 ini, pengarang membuka semua hal yang ingin kita ketahui tentang dunia tulis menulis, yang lebih dikhususkan ke buku anak anak, mengingat pengalaman pengarang yang telah menerbitkan 100 an buku solo.Mulai dari cara merintis jalan, orientasi menulis , bagaimana cara pengiriman, sistim jual buku, perlu tidaknya agency, workshop menulis, manajemen waktu, sampai hal hal yang perlu diketahui saat berhubungan dengan penerbit, seperti penulisan portofolio, sinopsis, cara mengajukan naskah, menjalin relasi dengan penerbit dan editor, Setelah buku terbit pun, pengarang membagi idenya untuk promosi, baik bekerja sama dengan penerbit atau sendiri, dengan menggunakan semua media, online mau pun offline. Juga tntang tata cara promosi yang beretika, baik dan benar.

Di bab Penulis kok Matre, Dian menulis begini, Jadi jangan menghakimi penulis matre. Jangan pula menyindir, jika penulis matre tidak pernah beramal. Bukankah ketika tangan kanan memberi, tangan kiri tak perlu tahu.Masa kalau ingin berbuat baik dan bersedekah, kita harus bikin status. Selain itu jika kita punya uang, peluang untuk membantu sesama akan lebih besar.( halaman 9)

Di bab tentang plagiarisme, Dian menjelaskan tentang berbagai jenis plagiasi, seperti copy paste, mengakui ide orang lain sebagai ide kita atau memelototi ilustrasi seseorang untuk dijadikan bahan cerita.( halaman 13-14). Menurut Dian, menjadi penulis yang baik, bukan hanya jujur pada pembaca tapi juga pada diri sendiri.

Pada bab lain, Dian membincang tentang plus minus kirim langsung atau lewat agency. Juga bagaimana sebaiknya kita menjual karya kita, melalui jual putus atau sistim royalty.Dian mengemukakan alasan alasan, saat dirinya mengambil cara jual putus untuk karyanya, yakni :
1/ Sedang membutuhkan uang.
2/ Penerbitnya masih baru.
3/ Penerbitnya sering mangkir bayar.
4/ Membantu teman.
Juga dijelaskan tentang apakah dan bagaimana sistim kerja dari agency.( halaman 25)

Di bab bab lainnya, Dian banyak membagi kiatnya dalam banyak hal yang berhubungan dengan dunia tulis menulis, berhubungan dengan pengalamannya secara personal. Kiat kiat yang penting diketahui oleh orang yang ingin menerjuni bidang ini secara serius. Seperti bagaimana menyiasati terbatasnya waktu luang, bagaimana cara memantik ide, juga bagaimana menjalin hubungan baik dengan penerbit, editor maupun teman sesama pengarang, juga bagaimana caranya membuat tulisan tentang dongeng binatang.

Dian juga menyampaikan pesan, bahwa penulis seharusnya meningkatkan kemampuan menulisnya, baik melalui workshop menulis offline atau online, maupun dengan menulis sesuatu yang punya tingkat kesulitan berbeda. Mulai dari perbedaan genre, jumlah halaman tulisan maupun perbedaan  jenis tulisan.

Sebagai sebuah buku, saya merasa buku ini lengkap menjawab ketidaktahuan pembaca tentang proses tulis menulis. Disajikan dengan bahasa populer, pembaca tidak harus mengerutkan kening saat membacanya. Humor humornya khas Dian banget dan saya suka.Oh ya, ada bonus di akhir buku yang berisi alamat alamat email majalah atau koran yang bersedia menerima karya kita.

Tapi seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, saya melihat ada beberapa hal yang bisa dikritisi, seperti ;
1/ Judul buku. Mengacu judul buku itu, yang saya bayangkan semula adalah kumpulan pengalaman seorang ibu yang juga penulis di kesehariannya. Tapi ternyata isinya lain. Semacam" tertipu" tapi dalam konotasi positif.
2/ Bukankah lebih baik ada daftar isi, lengkap dengan bab dan sub bab, yang akan lebih mempermudah pembaca saat mencari bahasan yang dibutuhkannya, misalnya bab1 tentang tulisan( ide, jenis, manajemen waktu, dll), bab 2( hubungan penulis dan pihak pihak lain seperti penerbit, editor dan rekanan) dll.
2/Saya agak bingung tentang korelasi antara komik dan tulisan secara keseluruhan. Komiknya cakep banget, tapi seperti berjalan sendiri.Menghibur tapi  tidak menguatkan tulisan. Komik komik itu akan lebih cocok kalau judul bukunya Hari Hari Dian, sang Momwriter's.

Walau begitu, buku ini lebih dari layak untuk dipunyai oleh penulis, calon penulis atau orang orang yang baik sengaja atau tidak, bersinggungan dengan dunia kepenulisan. Oh ya, saat semangat menulis kita down, buku ini juga layak ditengok. Jadi saran saya, simpanlah buku ini di tas dan bawalah ke mana saja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Homeless Bird, tentang menjadi manusia yang bermartabat.

Judul buku           :  Homeless Bird
Pengarang            :  Gloria Whelan
Penerjemah          :  Ida Wajdi
Penerbit                :  Atria
Jumlah halaman     :  180

Bagi saya, buku ibarat jodoh. Itu pula yang saya rasakan tentang hubungan yang erat dengan buku buku yang bercerita tentang India, khususnya budaya dan perempuannya. Beberapa di antaranya bahkan saya beli bertahun tahun yang lalu, bahkan ketika ketertarikan itu belum ada. Ada juga yang saya peroleh dengan harga amat murah, dari seorang teman atau bisa juga karena salah sangka, seperti buku ini.Saya kira, seperti buku buku terbitan Atria lannya, ini adalah sebuah buku dongeng atau cerita klasik. Dan pengarangnya pun tak ada sedikit pun nama Indianya( mungkin ini nama samaran). Ternyata, taraaa..setelah membaca beberapa halaman, buku ini lagi lagi berkisah tentang India., perempuannya juga budaya matrinialnya.

Buku ini berkisah tentang Koly, gadis cilik berusia 13 tahun, anak dari sebuah keluarga kebanyakan. Ayahnya, seorang juru tulis, dalam artian sesungguhnya. Dari sebuah kios di pasar, dia membantu orang orang yang tak bisa menulis untuk menuliskan surat. Sementara ibunya adalah ibu rumah tangga , berdiam di rumah, yang memenfaatkan sedikit waktunya yang tersisa untuk menyulam dan Koly menuruni bakatnya.Koly punya seorang kakak laki laki dan satu adik laki laki.

Di usianya yang masih belia, orang tuanya menjodohkannya dengan seorang pemuda. Dan untuk memperoleh mas kawinnya, keluarganya harus menjual mas kawin mereka dan satu satunya sapi yang mereka miliki..Tak ada yang Koly tahu tentang si pemuda kecuali bahwa namanya Hari, berusia 16 tahun( halaman 7). Keluarga Hari meminta pernikahan disegerakan dan diselenggarakan di tempat pengantin pria, suatu hal yang tak lazim tapi terpaksa diiyakan orang tuanya.Pada saat upacara, Koly baru tahu bahwa pengantin laki laki masih seusia dengannya dan sepertinya kurang sehat. Mereka menjauhkan Hari darinya, hal yang menimbulkan tanda tanya bagi Koly.

Lewat cerita Hari dan sebuah perbincangan antara ayah dan ibu mertuanya, Koly tahu bahwa Hari sakit keras dan mereka akan menggunakan uang mas kawin pemerian orang tua Koly untuk membawa Hari ke Varanasi, tempat di mana sungai Gangga yang disucikan berada. Keluarga itu berharap, Hari akan diberkati di sana..Akhirnya mereka , minus chandra adik Hari, membawa nya dalam sebuah perjalanan panjang ke Varanasi.Naik kereta yang penumpangnya berdesak desakan. Di sana, sengan bantuan seorang keluarga kenalan, Hari dibawa ke sebuah kuil untuk mendapatkan berkat. Tapi karena sakitnya memang sudah parah, Hari akhirnya meninggal dunia dan dikremasi lalu abu jenazahnya diserahkan ke sungai Gangga.

Beberapa minggu setelah kematian Hari, mertua perempuannyamenyuruh Koly memakai kain sari putih sebagai tanda kejandaannya.Mertuanya juga menguasai uang tunjangan janda yang diterimanya, memberinya pekerjaan tanpa henti, seakan akan Koly bukan menantunya tapi pembantunya.Di sela sela waktunya yang sempit, Koly membikin quilt juga belajar membaca diam diam dari ayah mertuanya yang seorang guru.Dari ayah mertuanya pula, Koly mengenal seorang penyair besar India, Rabindranath Tagore.

Sementara itu Chandra, adik almarhum suaminya yang juga sahabatnya, dijidohkan dengan seorang pria dan pindah mengikuti suaminya. Koly lalu tinggal bersama ayah dan ibu mertuanya. Masalah tidak berhenti di sini, ayah mertianya yang gagap dengan perubahan yang terjadi di tempat mengajarnya mulai tampak muram dan menyendiri dan akhirnya pergi selama lamanya

Tanpa si ayah mertua, keadaan menjadi semakin memprihatinkan. Barang barang yang ada di rumah mulai dijual dan Koly mendapatkan jatah makan yang kian sedikit.Suatu hari, Mertua perempuannya menjual rumah dan sapinya dan mengajak Koly untuk pindah ke Delhi dan tinggal bersama adik lelakinya.Ternyata itu adalah trik dari mertua. Di tengah tengah perjalanannya, di kota suci Vrindavan, mertuanya meninggalkannya pergi hanya dengan uang 50 rupee.Koly yang tak kenal siapa siapa lalu menggelandang dan tinggal di emperan sebuah rumah.Lantas apakah itu berarti masalah tak mau pergi dari kehidupan Koly? Tak adakah seorang pun yang peduli akan nasibnya?

Menyimak buku ini sampai tuntas, sekali lagi memberikan informasi yang sarat tentang" tidak beruntungnya" menjadi perempuan India. Dalam budaya matrinial yang mereka anut, perempuan dan keluarganya harus menyediakan mas kawin yang sebanding dengan calon suami yang akan diperolehnya. Dan setelah itu sang perempuan harus mengabdikan diri sepenuhnya pada suami dan keluarga mertuanya.Kalau pun suaminya meninggal, mereka menjadi janda, sosok yang tidak disukai. Dan lagi lagi seumur hidup harus mengabdi pada keluarga mertuanya.Mereka nyaris tak punya suara untuk menentukan hidup mereka..

Buku ini juga membawa pesan, bahwa selalu ada harapan bagi orang orang yang berusaha keras. Dan masih banyak orang orang baik yang manusiawi dan tak melihat status belaka.Sebagai perempuan Indonesia, betapa kita harus lebih banyak melangitkan syukur, bahwa kita punya lebih banyak pilihan dan hal hal baik untuk disyukuri..




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Belajar dari Charlotte, apa itu cinta..

Judul                     :    Charlotte's Webb
Pengarang             :    EB White
Penerbit                :     Dolphin
Penerjemah           :     Dina Begum
Jumlah hal:             :     238



Bagi Fern, seorang gadis cilik berusia 8 tahun, semua mahluk punya hak hidup. Itu pulalah yang mendorongnya untuk menentang niat ayahnya, Tuan Arable yang akan menyudahi hidup seekor anak babi yang terlahir kerdil, sangat kecil dan lemah.Babi kecil itu dirawatnya sendiri dan diberi nama Wilbur. Dan nama itu begitu mengendap di pikirannya, sampai sampai saat ibu gurunya bertanya tentang ibu kota Pennsylvania, Fern memberi jawaban Wilbur( halaman 18)Fern mengurus segala keperluan Wilbur, mulai dari memberi minum susu sampai mengajaknya berjalan jalan. Wilbur menjelma saudara baginya.

Karenanya bisa dipastikan Fern sedih, ketika di umurnya yang 5 minggu, si babi akan dijual ayahnya( halaman 23). Untungnya ibunya memberi saran yang jitu dengan memberi saran agar Wilbur dijual ke keluarga Zuckerman, supaya Fern bisa menengoknya setiap saat.Di lumbung keluarga, Wilbur tinggal bersama sekumpulan domba, angsa jantan dan betina juga Templeton si tikus jutek.Wilbur pada dasarnya binatang yang suka berteman, tapi sayangnya semua binatang di lumbung menolaknya dengan beraneka alasan, Wilbur yang merasa kesepian lalu ogah ogahan makan dan tidak bersemangat menjalani hari harinya.

Di puncak kesedihannya, ada penghuni baru di lumbung itu, seorang laba laba betina bernama Charlotte.Teman baru yang pada mulanya tidak disukai Wilbur karena begitu haus darah( karena suka memakan serangga serangga yang terperangkap di jaringnya. Tapi sepertinya Wilbur keliru. Di balik penampilannya yang agak galak dan kejam, laba laba itu punya hati yang baik dan setia sampai akhir hayatnya( halaman 60)

Musim panas, adalah saat yang ditunggu oleh semua mahluk, termasuk para binatang di lumbung tersebut.Kehidupan terlihat di mana saja pandangan bertaut. Di musim itu di mana mana ada cinta, nyanyian, telur dan sarang. Dan di awal musim itu, menetaslah telur telur angsa.Dan disamping induknya, Charlottelah yang paham lebih dahulu akan datangnya kehidupan baru, bagi tujuh anak angsa dan akhir hidup bagi 1 anak angsa yang lain, saat telurnya tak bisa ditetaskan.

Sementara itu semakin hari, persahabatan antara Charlotte dan Wilbur semakin akrab. Wilbur menyukai cara temannya itu menangani serangga buruannya, dengan membuatnya tertidur sebelum dimangsa. Kehidupan berjalan damai, sampai seekor domba bilang bahwa sebentar lagi nasib Wilbur akan berakhir dengan disembelih. Tentu saja Wilbur sedih dan marah pada saat yang bersamaan.Untunglah ada Charlotte yang menenangkannya walau terus terang belum menemukan jalan untuk menyelamatkan hidup sahabatnya.Dia hanya minta Wilbur untuk tak terlalu cemas memikirkan nasibnya.

Ternyata yang dilakukan Charlotte untuk menyelamatkan hidup sahabatnya betul batul di luar dugaan. Ditengah jaringnya, ia memintal sebuah pesan yang terbaca BABI HEBAT.Alih alih mengagumi kerja si laba laba, Tuan Zuckerman malah menganggap itu adalah mujizat yang dimiliki Wilbur, dan mengabarkannya pada pendeta mereka. Ternyata, berita menyebar terlalu cepat, Dari pagi sampai malam, halaman keluarga Zuckerman disesaki mobil dari berbagai merek, dan orang orang datang tanpa henti untuk melihat Wilbur.

Usaha Charlotte untuk menolong Wilbur tidak hanya berhenti di situ. Dia mengadakan pertemuan para hewan dan memita masukan, kata kata apa lagi yang bisa ditulisnya buat Wilbur.Dia bahkan minta bantuan Templeton untuk mencari ide dengan membawa robekan robekan majalah. Pada mulanya Templeton menolak, tapi ketika dia disadarkan bahwa nasibnya juga bergantung pada Wilbur, Templeton tak menolak.
Beberapa hari kemudian, Charlotte membuat tulisan lain lagi, yang mendorong pak Zuckerman untuk membawa Wilbur ke Pekan Raya.Wilbur juga mendapatkan perlakuan istimewa, dia diberi jerami bersih sebagai ganti kotoran sapi buat alas tidurnya( tapi Wilbur malah tidak menyukainya).

Sementara itu, Bu Arable, mama Fern, agak kuatir dengan perilaku Fern yang mengaggap binatang bisa bicara. Untuk itu dia mengkonsultasikannya dengan Dokter Dorian. Tapi kata dokter, sepanjang Fern sehat, punya selera makan yang bagus dan tidur nyenyak, tak ada yang harus dikuatirkan. Hal yang tentunya melegakan bagi Bu Arable.

Hari pekan raya segera tiba. Wilbur mengajak Charlotte  untuk ikut bersamanya. Walau pada mulanya menolak, Charlotte memutuskan untuk ikut menjaga Wilbur dan mengajak Templeton bersamanya. Templeton dengan keras menolak, sebelum si domba tua memberi penjelasan, ada berlimpah makanan sisa di Pekan Raya yang bisa membuat Templeton kenyang sekenyangnya. Buat Wilbur, dia mendapatkan perlakuan istimewa, dimandikan dengan susu mentega oleh Bu Zuckerman.

Di Pekan Raya itulah, Wilbur mendapatkan medali dan sekali lagi, juga untuk terakhir kalinya Charlotte membuatkan tulisan untuk Wilbur RENDAH HATI.Ternyata, saat saat di Pekan Raya adalah saat terakhir bagi Charlotte. Apakah yang terjadi dengannya? Dan bagaimana perasaan Wilbur karenanya?

Membaca buku setebal 238 halaman ini, beragam perasaan menyesak. Campuran antara kegembiraan juga kesedihan. Buku ini berhasil menyampaikan kepada pembacanya, kisah cantik tentang persahabatan antara manusia dan hewan. Persahabatan tanpa pamrih, tak minta balasan.
Penulis juga mengenalkan banyak hal baru tentang laba laba, mulai dari jenisnya, nama nama bagian tubuhnya sampai jumlah telurnya yang ratusan. Juga tentang cara pandang tentang kesetaraan.
Kalau pun ada yang agak mengganggu, adalah tak ada keterangan atau penjelasan kenapa tiba tiba Fern bisa memahami percakapan antar binatang.Dan selebihnya adalah sebuah buku yang baik. Bisa digunakan untuk mendongeng atau mengajarkan tentang banyak hal baik melalui tulisan...


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

The Vanilla Heart, menjadi diri sendiri, ala Vanilla

Judul              :     The Vanilla Heart
Pengarang      :      Indah Hanaco
Jumlah hal.     :      268 halaman.
Penerbit          :     Bentang.
Tahun Terbit    :     2013, Juni.

Apa yang kau lakukan, jika rencana pertunanganmu yang nyaris matang, digagalkan secara sepihak oleh pihak perempuan? Lalu apa reaksimu sesudahnya?
Marilah kita membuka halaman halaman awal novel ini untuk menemukan jawabannya.Adalah Hugo, yang sudah menjalin hubungan asmara di tahun ke 7 nya yang mengalami nasib naas ini. Di tengah acara pertemuan keluarga membahas pertunangannya dengan Farah, yang putra dari sahabat mamanya, tiba tiba dikejutkan dengan pernyataan Farah yang belum siap dengan pertunangan mereka( halaman 11).
Hugo yang marah besar, pergi meninggalkan acara, mengendara dengan sembrono dan nyaris menabrak 2 orang gadis berseragam putih abu abu, yang kemudian kita kenal sebagai Dominique dan sahabatnya Keyko.Kedua gadis itu, khususnya Domi, marah marah dan mengomeli Hugo. Dan runyamnya lagi, bukannya minta maaf, Hugo malah menyeracau dan melamar gadis itu. Suatu sikap yang berbuntut hantaman di hidung Hugo dan tendangan di kakinya( hal 6).

Sementara itu, Hugo yang merasa" dicampakkan" oleh Farah, memutuskan untuk melanjutkan studinya di Bristol, sebuah kota di Inggris, atas saran seorang sahabatnya yang telah terlebih dahulu menempuh pendidikan di kota tersebut. Sebuah keputusan yang pada mulanya ditentang oleh mama dan papanya, juga kedua kakak lelakinya, Taura dan Vincent.Tenggang waktu studi yang lima tahun, dengan teman teman yang menyenangkan, membuat Hugo tak lagi punya tempat untuk Farah, tapi masih menyisakan sakit hati.. Bukan berarti pula dia menutup hatinya buat perempuan perempuan lain, Hugo sempat berhubungan dengan beberapa perempuan dari berbagai bangsa, namun semuanya tak mampu merenggut rasa sakit di hati Hugo( hal 28)

Di sebuah tempat dan waktu yang berbeda, Dominique telah bekerja di sebuah perusahaan Manufacture besar selulusnya kuliah dan masih bersahabat dengan Keyko yang berkarier di bagian HRD sebuah produk minuman ringan di Cibinong. Berbeda dengan Keyko yang easy going, khususnya dalam hal percintaan, Domi malah mengalami cinta diam diam pada kakak kelasnya semasa SMA yang sekarang jadi seniornya di kantor, Jerry. Tanpa alasan, dipendamnya cinta itu, lalu patah hati saat tahu bahwa Jerry naksir sahabatnya satu lagi, Inggrid.

Dominique lantas mencurhatkan keresahannya pada sebuah acara radio yang bertajukVanilla for Life", dengan nama samaran Twinkle.Paling tidak dengan bercerita, hal yang tak bisa dilakukannya kepada sahabat sahabatnya, Domi merasakan kelegaan. Karena, didengar pun, rasanya separuh masalahnya sudah selesai.
Sementara itu, Hugo yang sudah menyelesaikan studinya, bergabung dengan kakaknya Vincent mengelola perusahaan keluarga mereka, sementara Taura memilih mandiri dan mendirikan perusahaan property bersama teman temannya.Karena masih menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya, Hugo seringkali pulang larut malam.Dalam satu perjalanan pulang, Hugo menyetel radionya, tepat di gelombang yang sama dengan saat yang sama pula, ketika Domi sedang curhat. Dan tanpa alasan, Hugo hanyut oleh kisah Domi dan diakhir acara menelpon radio tersebut untuk menunjukkan ketertarikannya.

Di kesempatan lain, ternyata hubungan dengan Farah belum betul betul selesai. Atas inisiatif sang mama yang masih berharap Farah menjadi kekasih Hugo, Farah malahan kerap berkunjung ke kantor Hugo. Apalagi setelah kantor pengacara tempat dia bekerja ditunjuk menjadi pengacara perusahaan yang dimiliki keluarga Hugo.Tentu saja hal itu amat sangat tidak disukai Hugo, karena dia menganggap kisahnya dengan Farah sudah selesai 5 tahun yang lalu dan tak ada gunanya dijalin hubungan kembali. Dalam suatu upaya menghindari Farah, Hugo hampir bertabrakan dengan seorang perempuan yang pernah menghantam hidungnya 5 tahun yang lalu, Domi( hal 70) yang ternyata adalah karyawan di perusahaan yang sama. Selama ini Hugo tidak pernah melihatnya karena selalu pulang malam.Dan memalukannya lagi, Hugo bahkan sekali lagi ditendang tulang keringnya oleh Domi.

Semenjak pertemuan tidak sengajanya itu, Hugo malah jadi tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Domi.Mulai dari melarang Domi diberi sanksi atas perbuatan tidak menyenangkan terhadapnya, mengajak makan siang dan memuji rambut pendeknya. Hugo merasa apa pun yang dilakukan Domui" menggembirakan" hatinya.Sementara Domi hanya menganggapnya boss yang mau tidak mau harus dihormatinya.Sebuah hubungan yang jadi berubah bentuk karena suatu insiden, terjebaknya mereka berdua dalam sebuah lift kantor. Selama beberapa saat menunggu lift itu berhasil dibuka, hubungan antara mereka berdua mencair, tak berat sebelah seperti sebelumnya( hal 120-125).

Sejak itu Domi menjadi semacam obsesi bagi Hugo, hal yang tak luput dari perhatian Vincent kakaknya. Dia menganjurkan Hugo untuk menunjukkan tindakan nyata dan memanfaatkan setiap waktu yang dia punya.Sayangnya saran kakaknya itu tak bisa dipraktekkannya dengan mudah. Domi tetap saja tidak mau berada jarak yang dekat dengan Hugo, karena terus terang perasaannya masih tertambat ke Jerry. Tapi Hugo pun juga makin intensif mendekati Domi dengan berbagai cara. .Domi memilih untuk tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia tidak siap untuk perubahan apa pun.Hatinya masih beradaptasi menghadapi Inggrid dan Jerry yang kian lengket( hal 144).Suatu hubungan yang berakhir dengan sebuah pemberitahuan bahwa mereka berdua akan bertunangan( hal 160).

Sementara itu, Hugo mengalami masalah yang pelik dengan hubungannya bersama mamanya. Sang mama ternyata masih punya mimpi untuk menjadikan Farah menantunya. Hal yang jelas jelas ditolak mentah mentah oleh Hugo, yang kali ini didukung oleh Taura kakaknya. Sebuah tindakan yang berakhir dengan pertengkaran sengit di antara ketiganya. Farah yang merasa mendapat angin, walau tahu Hugo tak lagi menyimpan perasaan untuknya, tetap saja sering mengunjungi Hugo di kantornya.Pada suatu kesempatan menghindari Farah, Hugo naik ke rooftop kantornya dan menjumpai Domi sedang menangis terisak( hal 170-174). Dan ketika ditanyakan penyebabnya, Domi bilang dia sedang patah hati, sebuah keterusterangan yang menghempaskan jiwa Hugo.

Dari cerita Domi, Hugo menyadari bahwa dia telah jatuh cinta pada gadis ini, tapi dia akan memposisikan dirinya menjadi teman pada awalnya untuk kemudian mendapatkan hatinya suatu saat nanti.Suatu hal yang kemudian dinyatakannya secara langsung dan Domi memberinya kesempatan.Sejak saat itu, hubungan di antara mereka menghangat, dan Domi sudah bisa menikmati keberadaan Hugo di sampingnya. Bahkan Domi mengajak Hugo menghadiri acara pernikahan Jerry dan Inggrid.

Sayangnya, kebahagiaan sepertinya belum menjadi milik mereka seutuhnya. Farah yang terluka mengkonfrntir Domi dan menuduh Hugo menyembunyikan hubungan di antara mereka. Domi yang salah paham memutuskan menjauh dari Hugo. Setelah masalah itu berhasil diselesaikan, Hugo yang gantian menghilang. Hal yang ternyata bagian dari kejutan kejutan yang disiapkan bagi gadis yang dicintainya.
Masalah belum selesai sampai di situ. Saat Hugo memtuskan untuk menikahi Domi, ada dua hal yang menghadang. Mamanya menolak merestui hubungan mereka dan yang lebih mengejutkan, Domi juga belum ingin menikah. Lalu bagaimanakah ending dari cerita ini? Ada kompromi ataukah Hugo akan pergi jauh dan tak kembali?

Novel yang ditulis Indah Hanaco ini, merupakan bagian dari beberapa novel dengan tema" flavour"Hal yang pertama mencuri perhatian adalah kavernya yang dikemas dengan cantik.Paduan warnanya pas, gambar es krimnya juga menggoda( tapi kok saya malah melihatnya sebagai es krim durian yak?).
Bagian bagian awalnya sampai sekitar halaman 100 an, saya merasa temponya lambat. Mulai ada letupan letupan hangat di halaman selanjutnya, juga chemistry yang terbangun cantik antara Hugo dan Domi maupun Hugo dan kakak kakaknya.Konfliknya lebih dari satu, tapi diceritakan dengan seru dan Indah Hanaco .banget.Kalau pun ada yang sedikit mengganggu adalah nama nama asing yang mondar mandir dan deskripsi tokoh yang mirip sinetron, yang tokoh tokohnya hanya punya dua kriteria, cantik dan ganteng.Penggunaan setting Bristol juga terkesan tempelan, juga kehadiran teman teman di apartemen kecuali Gravin.
Dan sayangnya lagi, saya kok merasa tema/ judul novel ini tidak blend dengan keseluruhan cerita. Berbeda dengan beberapa novel dengan tema yang sama yang sudah saya baca terlebih dahulu.Selain pengetahuan tentang vanilla yang saya terima, saya tidak menemukan keterkaitan erat antara filosofi vanilla dan isi novel ini.Bukan berarti novel ini tidak bagus ya. Ini malah novel Indah Hanaco yang saya sukai, tapi rasanya penulis kurang berhasil mengangkat tema ini dalam keseluruhan cerita. Itu saja.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS