@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Insya Allah, Sah, Proses Pra Pernikahan Yang Seru..

Judul Novel          :  Insya Allah, Sah                          
Pengarang            :  Achi TM
Jumlah halaman     :   319
Penerbit                :   Gramedia Pustaka Utama.

Kupegang dan kuelus jilbab yang kupakai.Ada getar getar aneh di hatiku.Getaran yang dahsyat dan indah.Lebih indah dari getaran ketika Dion menyatakan cintanya padaku.Ini seperti jatuh cinta...Seperti menyadari bahwa ..kamu menemukan sesuatu yang selama ini kamu cari.Aku bersimpuh dengan kaki lemas, kemudian menangis ( halaman 238)

Sinopsis
   Silvi, pemilik Silviana Sexy Boutique, sangat merasa tersanjung saat Dion, kekasihnya 3 tahun terakhir berniat melamarnya.Dalam perjalanan menuju kantor Dion, dia terjebak dalan sebuah lift yang macet bersama Raka.Nama terakhir ini ternyata anak buah Dion. Sementara Dion adalah seorang produser sebuah girl band, yang salah satu anggotanya adalah Gina adik Silvi. Sementara Raka menangani sebuah grup musik Islami Muslim Is You.
   Dalam kepanikannya, Sivi berujar akan mengenakan jilbab jika lift itu terbuka. Sebuah nazar yang sempat didengar Raka.Sementara itu, akhirnya Dion dan keluarganya melamar Silvi dan akhirnya disepakati sebuah pernikahan dalam 100 hari ke depan. Dan bukannya menggunakan jasa WO, Silvi bermaksud mempersiapkannya sendiri, tentu saja bersama Dion dan juga dibantu Kiara, sahabat karibnya sejak SMA, juga Gina adiknya.Sebuah keputusan yang akhirnya disesali belakangan.
   Ternyata Dion diharuskan mengawal sebuah band baru bernama Banana yang akan melakukan tour dalam 60 hari ke depan ke 30 kota. untuk mencari vokalis.Suatu kenyataan yang memukul batin Silvi. Apalagi pada saat yang bersamaan Kiara juga diharuskan dokter bedrest agar kandungannya baik baik saja. Sebelum pergi Dion menunjuk Raka untuk menemani Silvi. Permintaan itu disanggupi Raka dengan syarat harus ada orang ke 3 karena Raka bukan muhrim Silvi. Raka yang alim, mendasarkan semua hal dalam kegiatannya sehari hari sesuai syariat agama yang diyakininya.Alasan Dion karena Raka diharapkan bisa menjaga Silvi, yang belum apa apa sudah tertipu oleh sebuah wedding organizer fiktif.
    Lalu dimulailah keseruan dan kehebohan. Bagaimana tidak, seorang calon pengantin yang nervous, seorang pendamping alim yang seringkali menyelipkan pesan pesan religi yang menyebalkan, juga adik dan kelompoknya yang naksir si alim.Mulai dari tragedi tuxedo robek, keracunan di katering sampai berbagai masalah yang timbul kemudian.Seperti Silvi yang keseleo, tertipu sekali lagi, toko bunga yang kebakaran sampai surat ke KUA yang telat diurus, bahkan Dion yang mendadak masuk rumah sakit di salah satu kota yang disinggahinya.Dan juga kehadiran Anna, rival dan pembulinya di SMA.
   Semua kejadian itu akhirnya mengingatkan Silvi akan nazarnya saat terjebak di lift.Akhirnya Silvi memutuskan untuk memakai jilbab, yang tentu saja didukung oleh Kiara sahabatnya, juga ibu kandungnya, tapi ditentang oleh Gina adiknya. Semenjak memakai jilbab, Silvi merasa segalanya dimudahkan. Jalannya menuju pernikahan semakin terang.Dia juga memutuskan untuk merubah label butiknya, dengan membuat baju baju Islami.
   Sayangnya masalah tidak berhenti sampai di situ.Sekembalinya Dion ke Jakarta, ternyata dia tidak suka dan setuju Silvi memakai jilbab. Silvi yang galau pun akhirnya malah membuka kembali jilbabnya dalam foto prawedding mereka.Hingga pada suatu saat Silvi dihadapkan pada dua pilihan, mencintai Allah atau Dion.
Lalu apakah yang terjadi kemudian? Apakah akhirnya perkawinan itu terjadi? Bagaimana hubungan Silvi dengan Anna yang masih saja jadi pengganggunya dan siapakan perempuan yang diharapkan Raka jadi pendampingnya kelak?

Review saya
   Novel setebal 319 halaman ini didapuk sebagai sebuah chicklit Islami. Dan profesi pengarang sebagai penulis skenario amat sangat membantu membuat novel ini segar dan enak dibaca. Adegan adegannya filmis banget, dimulai dengan prolognya yang menawan. Pesan pesan tentang sebuah hubungan yang Islami juga sarat tersebar di sepanjang halaman. Juga humor humor segar yang membuat novel ini kaya warna.Tapi sayangnya ada beberapa adegan yang jadi terjebak seperti adegan sinetron.Juga beberapa sikap yang menurut saya malah agak kurang Islami. Untuk cerita ini, typo dalam penulisan minim sekali, hanya ada di beberapa kata.
   Beberapa kritik saya untuk novel ini adalah,
1/ Pengkategorian novel ini sebagai novel dewasa. Padahal menurut saya, novel ini aman dibaca, kalau yang dimaksud dewasa adalah kontennya. Penulisan kata dewasa, mengakibatkan dua konsekuensi, dibeli karena penasaran atau tidak dibeli karena dianggap tidak pantas. Bahkan pembaca remaja pun bisa membacanya. Kenapakah tidak dilabeli chicklit Islami saja?
2/ Beberapa kesalahan penulisan
- halaman 50, keranjang ditulis ranjang.
- halaman 63, di pelaminan ditulis disambung.
- halaman 122, liver ditulis lever.
- halaman 103, ada tanda baca ? dan tanda seru yang ditulis berdampingan. Apakah maksudnya?
- halaman 124, ..untuk memberikan gaun dan tuxedo hasil rancanganku.., bukankah yang benar..untuk memberikan rancangan gaun dan tuxedo ya?
- halaman 197, Silvi melihat sebucket atau sebuket bunga pengantin?
3/ Beberapa kalimat yang terkesan kurang lengkap, yakni,
- halaman 63, disebutkan bahwa Om Bayu akan mencarikan tempat bulan madu. Kan belum disebutkan di mana, tapi di kalimat berikutnya ada kalimat..aduh, terlalu jauh om...
- halaman 19, disebutkan bahwa omzet butik Silvi itu milyaran. Dalam sebulan, setahun?
4/ Raka digambarkan sebagai pemuda yang alim dan memegang teguh nilai nilai Islami. Tapi saya kok malah merasa beberapa tindakannya kurang islami, seperti:
- halaman 49. Walaupun dimaksudkan untuk bahan candaan, tapi rasanya kalau disuruh membersihkan sepatu yang sedang dipakai, Raka seharusnya menolak. Bisa dengan cara yang halus. Atau dengan mengganti adegan.
- halaman 86, Raka menegur dengan kata kata pedas pada sepasang muda mudi yang menonton syuting video klip,di depan banyak orang. Islam itu santun, bisa dipilih cara lain untuk menasehati kan?
- halaman 128-129. Raka memang salah karena mau saja dipaksa mencoba tuksedo yang jelas jelas sempit dan akhirnya robek. Tapi mengganti seluruh kerugian juga bukan langkah yang bijak.
5/ Ada beberapa bagian yang menurut saya..maaf, kurang tepat atau juga berlebihan, seperti
- halaman 104, disebutkan Dion memberikan kartu kartu kreditnya ke Silvi. Sepengetahuan saya, kartu kredit tak bisa dipakai oleh orang lain, itu illegal. Walau dalam kenyataannya mungkin saja terjadi, tapi akan lebih aman misalnya kalau yang diberikan kartu debit atau cek/giro.
- halaman 237 dan 272 diceritakan bahwa Gina sang adik, menerjang dan merenggut jilbab si kakak. Sementara di bagian lain diceritakan juga dia menggunting baju baju muslim kakaknya. Sekasar itukah tindakan seorang adik?
- Di bagian nyaris ending kan disebutkan bahwa ada pergantian pasangan. Muncul pertanyaan, apakah acara diadakan di tanggal yang ditetapkan semula. Kalau ya, bagaimana surat KUA diurus sedemikian cepat. Kalau tidak, bagaimana nasib undangan yang beredar.
- Ada juga satu bagian, disebutkan bahwa salah satu tokoh menikah tanpa ketahuan? Agak mengherankan buat saya. Di Indonesia, perkawinan adalah sebuah ritual yang melibatkan keluarga besar. Jadi kalau tidak ada ba bi bu, trus tiba tiba menikah?

Itu saja beberapa kritik dan pertanyaan yang terbersit di benak saya setelah membaca tuntas novel ini. Saya yakin ke depannya, penulis akan bisa menghasilkan karya karya yang lebih baik. Gaya menulis yang ditopang oleh kemampuannya menulis skenario, lincah dan mengalir.Dan saya yakin akan banyak disukai pembaca.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KATA KOTA KITA( JAKARTA)

Judul buku            :  Kata Kota Kita
Pengarang            :  Idawati Zhang, Putra Zaman dll.
Jenis/ Genre          :  Kumpulan Cerpen
Jumlah halaman     :  270
Penerbit                :  PT Gramedia Pustaka Utama

Sinopsis

Buku ini beris 17 cerpen karya penulis penulis terpilih dari Gramedia Writing Project Batch 1. Dengan mengambil kata kunci kota, tulisan tulisan ini mengambil setting 14 kota.Penulisnya, ada yang sudah menulis novel solo, ada yang belum. Mungkin itu juga salah satu alasan tidak meratanya kualitas cerpen cerpen di sini.Beberapa di antaranya yang menurut saya menarik adalah,
1/ Ora, mengambil setting Ambon, ditulis oleh Ayu Rianna.
    Bagi saya, setting cerpen yang bercerita tentang sepasang sahabat, tapi sebenarnya salah satu atau salah duanya mencintai , keren banget. Tentang sebuah tempat indah yang nun jauh di Ambon sana.Sayangnya, sampai akhir cerita saya malah bingung. Tokoh ceweknya sudah menikah, suaminya sering meninggalkannya untuk dinas( nggak tahu profesinya apa), tapi malahan kerja di tempat yang jauh dari mana mana.
2/ Let The Good Times Roll, mengambil setting New Orleans, ditulis oleh Emha Eff.
    Cerpen ini bercerita tentang seorang remaja yang tidak suka dengan teman wanita ayahnya, yang naga naganya akan jadi ibu barunya.Tapi dalam sebuah perjalanan ke New Orleans, perempuan itu malah jadi penyelamatnya, saat dia hampir terjebak dalam tipu muslihat seseorang yang ditemuinya di dunia maya.Buat saya, ceritanya seru, juga settingnya tergarap dengan baik.
3/Sparks, mengambil setting New York, ditulis oleh Emilya Kusnadi.
   Cerpen yang bercerita tentang seorang gadis pembimbang yang menolak lamaran pemuda yang disukainya, nyaris tanpa alasan. Yang saya suka dari novel ini adalah cara bertutur pengarang yang asyik, juga settingnya yang cukup, tak kurang tapi juga tak berlebihan.
4/ Mamon, Cintaku Padamu, setting Semarang, ditulis oleh Idawati Zhang.
    Ini cerita terbaik menurut saya. Berkisah tentang seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya yang seorang kriminal. Lalu dia kembali ke Semarang, tempat di mana rumah orang tuanya berada. Sebetulnya si perempuan sudah tak diakui anak lagi, tapi dia kembali karena merasa punya hak atas emas emas batangan milik orang tuanya. Sayangnya, maksudnya ketahuan kakak kandungnya. Mereka berkelahi, sang kakak terluka dan dirawar di rumah sakit. Dan si perempuan dihadapkan pada suatu pilihan sulit yang ditawarkan kaka iparnya.Sayangnya, setting buat cerita ini entah kenapa malah lemah sekali.
5/ Ankara di bawah Purnama, setting Ankara, penulis Tsaki Daruchi.
    Walau pun ceritanya absurd dan serem, juga terus terang bukan gaya yang saya sukai, diksi penulis keren dan setting tempatnya juga cukup.

Review
Terus terang ekspektasi saya pada buku ini cukup tinggi. Tapi sayangnya, tidak demikian kenyatannya.Dari 17 cerpen yang ditulis, tidak sampai separuhnya yang menurut saya enak dinikmati. Dengan berbagai sebab, mulai dari setting yang kurang atau malah kebanyakan sehingga mirip buku wisata, cerita yang bikin bingung dan tidak ada yang baru, juga twist yang mudah ditebak.
Selain itu, pemilihan kotanya nggak variatif. Dari 17 cerpen, 3 cerpen memakai setting Jakarta dan 2 cerpen memakai setting Jogjakarta. Padahal kan kota di Indonesia ratusan, duhhh.
Ada lagi yang mengganjal, ada dua cerpen yang punya ide yang sama, tentang orang yang sudah meninggal tapi masih bisa berinteraksi dengan yang hidup
Besar harapan saya, untuk saat saat mendatang, cerpen cerpen yang ditampilkan lebih berkualitas.

.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GERANIUM BLOSSOM,Sebuah Dilema Cinta

Judul novel               :  Geranium Blossom
Pengarang                :  Wylvera Windayana
Penerbit                   :  Puspa Suara
Jumlah halaman        :  238
Tahun Terbit             :  2015

Sinopsis

    Dian Amira, seorang perancang muda busana muslim. Ketika dia berada di Jakarta untuk suatu kompetisi, dia berkenalan dengan Rafli Kurniawan, seorang pemerhati busana. Tante Rafli dan Amira, terlibat dalam satu komunitas perancang di Medan.Di acara tersebut Dian menjadi pemenang berbakat. Sayangnya untuk pemenang busana muslimah terbaik adalah Sita, saingannya sejak di Sekolah Mode.
    Perkenalan di Jakarta berlanjut ke Medan. Karena ketertarikan yang sama, mereka menjadi dekat dan mulai menjalin hubungan.Dan semua perkembangan itu Dian ceritakan pada Wily, sahabat masa kecilnya yang tinggal di Bern, Switzerland.Dulu sekali, keluarga Dian pernah tinggal di Bern. Keluarganya dan keluarga Willy jadi akrab. Dan itu berlanjut sampai Dian dan Wily dewasa.Dian bahkan menganggap Wily kakaknya sekaligus sahabatnya. Tak ada rahasia di antara mereka, khususnya Dian.
    Sayangnya, Dian baru menceritakan tentang pertemanan dengan Wily di setahun usia hubungannya dengan Rafli.Walau sebetulnya, Wily menyarankannya untuk bilang lebih awal.Dan ternyata feeling Wily benar, Rafli marah sekaligus cemburu.Dia berpikir, di belakangnya, hubungan Dian dan Wily tak sekedar teman.
    Belum habis kecemburuan Rafi, Dian mendapat tawaran magang selama 3 bulan di luar negri, yang sayangnya itu di Bern, kota di mana Wily bekerja dan tinggal.Tak mau kehilangan, Rafli melamar Dian sebelum keberangkatannya. Dan sayangnya ini pun ditunda sampai setelah Dian pulang ke Indonesia.
   Akhirnya Dian pun pergi ke Bern. Disela waktunya mengerjakan busana- busana muslim, dia juga bertemu Wily. Sosok yang begitu disayanginya itu sudah berubah secara fisik. Sebuah kecelakaan saat bermain ski, membuat kakinya pincang.Tapi bagi Dian, Wily yang dulu dan sekarang tetaplah sama. Orang yang selalu ada di saat suka dan duka.
    Lantas apakah yang terjadi setelahnya? Apakah Rafli tak mengambil langkah apa apa untuk mengobati rasa kecewa dan cemburunya? Lalu, apakah Sita masih menjadi saingan yang layak diperhitungkan? Dan apakah ada yang salah ketika Dian merasa ada yang berubah di rasanya?


Review

Sebagai sebuah novel roman pertama dari seorang penulis yang lebih dulu dikenal sebagai penulis buku anak dan blogger, novel ini cukup menarik.Ada beberapa poin yang mendasari hal itu, yakni :
1/ Karakter karakter tokoh utamanya kuat dan membumi. Nggak ada yang sempuirna seratus persen. Dian yang kalem, tapi bisa juga mual ketika nama Sita disebut( halaman 6). Atau Sita yang dalam beberapa hal culas, ternyata melakukannya karena mencintai seseorang( halaman 219)
2/ Deskripsi tentang settingnya cakep.Pasti kalau bukan penulisnya pernah tinggal di kota tersebut, risetnya bagus. Jadi tidak berkesan tempelan belaka.
3/ Dialog dialognya juga hidup, walau nampak kaku di bab bab awal.
4/ Bahasanya santun. Walau salah satu tokoh tinggal di luar negri dan ini novel roman, tapi aman dari adegan dewasa.

Tapi, selain beberapa kelebihan, ada beberapa kekurangan yang saya temukan. Banyak di antaranya adalah kesalahan tulis, inkosistensi dan beberapa hal lain. Dari novel ini, saya kok merasa kurangnya peran editor.Seharusnya, kalau editor jeli, kesalahan kesalahan berikut tak akan terjadi.Kesalahan kesalahan yang saya maksud adalah :
1/ Saya merasa kurang nyaman dengan daftar isi yang menggunakan dua bahasa alias campur campur. Menurut saya, akan lebih cakep kalau ditlis dalam bahasa Indonesia/ bahasa Inggris saja.
2/ Kesalahan penulisan kata
Beberapa di antaranya adalah :
  - halaman 19, memperhatian seharusnya memperhatikan.
  - halaman 17, atletik seharusnya atletis.
  - halaman 94, seandinya seharusnya seandainya.
  - halaman 109 dan 143, iterlaken seharusnya interlaken.
  - halaman 179, menikmat seharusnya menikmati
  - halaman 189, dihisi, seharusnya dihiasi.
  - halaman 202, menyikasku seharusnya menyiksaku.
  - halaman 208, menjajikan, seharusnya menjanjikan.
  - halaman 216, sebarang seharusnya seberang.
  - halaman 216,kemenganan seharusnya kemenangan.
3/ Ada beberapa inkosistensi, yakni :
  - Di halaman 29 ditulis orange leychi, sementara di halaman 67 ditulis orange lyche, mana yang benar?
  - Di halaman 8 dikatakan Dian ada di belakang panggung dan sepertinya dia tak pernah ke tempat lain kecuali mengambil makanan sebentar. Tapi di halaman 11 diterangkan bahwa dia akan ke belakang panggung. Bukannya dari tadi dia di sana ya?
  -  Diterangkan bahwa Wily dan Dian sering melakukan chatting via skype, tanpa menggunakan fasilitas kamera. Tapi di halaman 38 dituliskan...aku semakin geli melihat wajah putih Wily.Lho?
4/ Beberapa pemilihan kata yang menurut saya kurang tepat, seperti :
  - halaman 137, ditulis" kulirik jam di lenganku". Menurut saya lebih tepat kulirik jam di pergelangan tanganku.
  - halaman 134, ditulis" menunya ikan laut dan sea food". Bukannya itu dua hal yang sama ya?
5/ Banyak kata dalam bahasa Inggris yang sudah punya padanan kata dalam bahasa Indonesia, seperti progress, budget, souvenir dan support. Ada baiknya digunakan yang sudah baku saja.

Terlepas dari beberapa kekurangan di atas, untuk karya pemula, novel ini enak dinikmati. Bahasanya sederhana, konfliknya juga rapat. Pasti di karya karya berikutnya, akan tersaji novel yang lebih apik.Oh ya, kalau boleh memberi saran, karena prolog adalah bagian penting dari cerita untuk menarik minat pembaca, maka untuk selanjutnya prolog sebaiknya lebih nendang. Juga tentang penggunaan kalimat kalimat panjang yang di beberapa bagian agak menyesakkan, agak dikurangi ke depannya.
Akhirnya, ulasan ini akan saya tutup dengan sebuah quote sederhana" Masakan pertama kadangkala tak seenak buatan koki ternama. Tapi bukankah mencoba dan mencoba lagi akan mendekatkan rasa keduanya?"



 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS