@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Menikmati perjalanan, mencari rumah di hati.

Judul buku    :    The Journeys 3
Pengarang     :    Windi Ariestanty, Dina Dua Ransel dll
Jenis buku     :    Antologi perjalanan.
Jumlah hal     :    382
Penerbit        :    GagasMedia.

Perjalanan, secara harfiah bisa diartikan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, dalam kurun waktu tertentu.Perjalanan bersifat pribadi dan punya kesan dan makna yang berbeda bagi setiap individu.Perjalanan juga menghadirkan pesan- pesan yang sifatnya tetaplah personal. Di buku ini, 13 tulisan dari 13 penulis, berusaha " mempublikasikan" perjalanan mereka, lengkap dengan destinasi yang beragam, kepentingan yang tak pernah sama, juga " sesuatu" yang mereka dapat dari perjalanan tersebut. Sangatlah menarik, membaca ulang pengalaman mereka dan mengambil banyak pembelajaran darinya. Dengan profesi penulis yang beraneka ragam, pilihan liburan/ perjalanan mereka, juga sudut  penulisan, menjadikan buku ini kaya dalam arti sesungguhnya.

Dari mulai destinasi saja, kita akan berkunjung ke Kediri, sebuah kota kecil di Jawa Timur yang kondang dengan Gudang Garamnya, menikmati cantiknya keindahan bawah laut di Wakatobi atau Derawan, sampai menjelajahi keindahan Selandia Baru, cantiknya daerah berbukit Santorini di Yunani, atau pun menikmati lezatnya sushi segar sarat kenangan di Jepang. Dan bisa juga sebuah tempat berarung jeram dengan kesulitan tertinggi yang ada di Zmbabwe di Afrika.Belum lagi tujuan perjalanan yang beraneka ragam, mulai dari tugas kantor, menjadi" pelancong" di negeri orang, melepaskan diri dari rutinitas juga melacak jejak orang tercinta.

Masing- masing cerita punya kekuatannya sendiri, jadi kalau beberapa di antaranya jadi favorit, bisa jadi karena temanya pas, gaya berceritanya yang enak atau pesan yang ditinggalkannya berdiam lama di pikiran saya.Dan bukan karena cerita- cerita itu lebih baik dari cerita yang lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menelusuri jejak- jejak kejayaan CEMPAKA..

Judul Buku    :   Galuh Hati
Pengarang     :   Randu
Jumlah hal     :   292
Penerbit        :   Moka Media

Apa yang ada di pikiranmu jika kusebutkan satu kata" Intan". Pasti langsung kau sebutkan satu kata pula" Martapura".Sebuah daerah di Pulau Kalimantan yang kondang sebagai daerah penghasil intan .Padahal sesungguhnya, daerah di mana intan didulang dengan sekuat tenaga bahkan seringkali mengorbankan jiwa, adalah desa Cempaka. Sebuah desa di mana hampir sebagian besar penduduknya, untuk tidak menyatakan seluruhnya, adalah pendulang- pendulang intan. Tempat di mana bahkan anak- anak pun sudah diarahkan untuk menjadi pendulang, alih- alih menuntut ilmu.Dan berlatar belakang daerah ini, novel indah ini dituliskan.

Adalah Abul, seorang anak yang masih bersekolah di SD, menjadi bagian dari keseharian kisah pendulang Intan. Yang membedakan adalah, kedua orang tuanya lebih menghendakinya menuntut ilmu setinggi mungkin. Tapi karena kecelakaan yang dialami ayahnya di pendulangan( ayahnya kehilangan kedua tangannya karena menahan batu besar yang runtuh selama beberapa jam), Abul terpaksa harus membantu ibunya berjualan di tanah pendulangan. Bagi Abul itu membuatnya seperti tentara yang terjun payung sendirian ke daerah musuh ( halaman 10). Di tempat itulah, Abul dengan mata kepala sendiri, sering melihat aneka tragedi. Tentang orang- orang yang tetap harus menambang, bahkan di musim penghujan, saat di mana tebing- tebing lebih mudah runtuh dan memakan nyawa, anak anak sekali pun.

Walau pun sang ayah sudah pensiun dari mendulang, bukan berarti Abul tak mendapatkan cerita demi cerita yang masih berkaitan dengan pendulangan. Bisa jadi itu caranya berdamai dengan masa lalu atau bahkan memupuskan masa rindunya. Ayahnya bercerita tentang intan Trisakti, sebuah intan sebesar 200 karat, sebesar telur puyuh.Ayahnya berkata" Warna safir yang keluar dari batu mulia itu saat ia tertimpa cahaya matahari membuat kami percaya bahwa batu itu digelincirkan Tuhan dari surga. Itu adalah intan yang terindah yang pernah kulihat seumur hidupku"( halaman 17)

Dari ayahnya pula, Abul mengenal tokoh Kai Amak, seorang pendulang intan terkemuka, yang kaya raya dan memiliki banyak anak buah. Juga kisah tentang Kai Antas, se orang pendulang sekaligus sahabat kai Amak. Yang menurut cerita yang beredar dari mulut ke mulut para pendulang, pernah menemukan sebuah intan( galuh) yang bahkan lebih cerlang dan indah dari Trisakti, yang diberi nama Galuh Hati. Sayangnya, tidak seperti Kai Amak yang masih berjaya, misteri tentang Kai Antas dan Galuh Hatinya tetaplah misteri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sebuah petikan indah dari Cinta, by Bernard Batubara

Bertemu dengan kata- kata sudah menjadi semacam terapi bagi Nessa. Setiap huruf yang terangkai dalam kalimat memiliki energi magis tersendiri yang mampu menyedot seluruh perhatian, bahkan jiwanya, ke dalam paragraf- paragraf yang indah. Menulis sudah menjadi napasnya dan membaca adalah sebuah petualangan baginya.Petualangan dari suatu tempat luar biasa ke tempat luar biasa yang lain, dari suatu peristiwa menakjubkan ke satu peristiwa menakjubkan yang lain. Dan setiap menemukan tulisan yang bagus, Nessa merasa seperti mendapatkan kado ulang tahun. Membahagiakan ( halaman 40)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perjalanan menemukan yang berakhir indah

Judul buku     :   Hujan Daun Daun
Pengarang     :   Lidya Renny Ch
Jumlah hal      :   248
Penerbit         :   Gramedia Pustaka Utama
Genre            :    Remaja

 Novel ini berkisah tentang Tania, seorang remaja yang tinggal bersama kakek dan neneknya dari pihak ibu. Akhir- akhir ini, dia sering sekali bermimpi aneh. Dalam mimpinya, dia yang menjelma anak- anak, bermain bersama seorang anak seusianya, di antara rerimbunan pepohonan dan melakukan aktivitas berdua. Sayangnya, sekuat apa pun dia mengingat, dia tidak mengenal gadis itu.Terus terang, mimpi- mimpi itu begitu mengganggunya. Apalagi pada saat yang bersamaan, Tania begitu merindukan kedua orang tuanya, tapi nyaris tak punya informasi apa pun tentang mereka. Kecuali sedikit keterangan dari nenek dan kakeknya, bahwa kedua orang tuanya meninggal saat Tania masih kecil. Perasaan sedih menyusup ke hati Tania, kenapa tak sepotong pun ingatan tentang orang tuanya yang bisa ia ingat? Kenapa nenek dan kakek tidak pernah cerita banyak tentang mereka? Apa yang sebenarnya tersembunyi di sana?( halaman 40).

Untung Tania punya Stella, sahabat yang juga teman sekampusnya. Karena dialah, Tania bisa melewati hari- harinya. Stella pulalah yang mengenalkan Tania pada Adrian, teman pacarnya. Adrian ternyata punya tanggal lahir yang sama dengan Tania, dan mereka hanya bisa merayakan ulang- tahunnya 4 tahun sekali( mereka lahir tanggal 29 Februari). Kehadiran Adrian seperti mengisi ceruk kosong yang ada di hati Tania.Mungkin karena tanggal lahir mereka yang sama, ataukah memang karena ada " sesuatu" yang mulai bersemi di antara mereka.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Reisha, bocah cilik yang pandai berwirausaha.

Judul Buku       :   Reisha si Pengusaha Cilik.
Pengarang        :   Marisa  Agustina.
Penerbit           :   Lintang/Indiva Media Kreasi.
Jumlah halaman :  128
Genre               :   Bacaan anak

Membincang bacaan anak, terus terang yang ada di pikiran saya adalah buku- buku karangan Enid Blyton yang kondang dengan Lima Sekawannya. Buku- buku itulah yang membersamai masa kecil saya, selain majalah Bobo dan juga Hai serta Kawanku. Cerita- ceritanya seru, walau ada beberapa bagiannya, jika saya baca sekarang, kurang cocok dibaca anak- anak dan juga berbahaya bila diterapkan atau ditiru( anak anak adalah peniru yang hebat bukan?).Pada suatu masa dulu, saya juga tertarik dengan buku- buku yang bertajuk KKPK dan imitasinya yang sejenis. Tapi lama kelamaan saya tinggalkan, karena saya merasa, kadang tema- temanya bukan anak- anak lagi.

Dan kemudian, saat saya berburu bacaan, buku cantik dengan kaver yang segar ini menarik perhatian saya. Walau setelah membaca tuntas bukunya, ada satu pertanyaan, kok kavernya lebih terkesan gambar cupcakes dibanding puding ya?.( abaikan pengamatan sotoy saya).Reisha, SPC,bercerita tentang Reisha, anak tunggal sebuah keluarga yang papanya berprofesi sebagai pelaut dan mama seorang perempuan yang berkarya dari rumah. Reisha yang masih duduk di kelas 1 SD, mulai melihat peluang mendapatkan uang tambahan, saat puding yang dibikinkan mamanya dan dibawanya ke sekolah, disukai teman- temannya.Dari yang pertama cuma- cuma, di hari kedua Reisha bermaksud menjualnya dan mengambil sedikit keuntungan di atas harga pokok.

Lagi- lagi ternyata usaha yang dilakukan Reisha menuai hasil. Dengan dibantu teman- teman dekatnya( Safitri, Maya, Aira dan Kim), dia menjual puding- pudingnya sebelum bel berbunyi. Sayangnya, ada seorang teman Reisha yang bernama Agil, tidak menyukai keberhasilannya. Agil menganggap, sebagai seorang anak pengusaha, seharusnya dialah yang berjualan di sekolah dan bukan Reisha. Ketidaksukaan yang berujung pada larangan Agil pada teman- teman kelompoknya untuk membeli puding Reisha( yang ternyata dilanggar diam- diam, karena mereka tertarik pada promosi teman- teman Reisha). Selain itu, keesokan harinya Agil juga mulai berjualan mainan anak- anak untuk menyaingi Reisha. Padahal sebenarnya, berjualan mainan anak- anak tidak diperbolehkan.

Dari keuntungan penjualan puding, Reisha bahkan bisa menabung untuk donasi di sekolahnya, juga menabung di celengan ayamnya, untuk bekalnya menjadi backpacker saat dewasa nanti.Juga bisa membagi sedikit makanan untuk seorang nenek pengumpul plastik bekas minuman yang dijumpainya di perjalanan. Sayangnya, suatu hari, sekolah mengirimkan surat kepada orang tua Reisha dan Agil. Sebuah surat yang mereka berdua artikan sebagai ketidaksukaan pihak sekolah atas aktivitas mereka.  Dan Agil menyalahkan Reisha atas kejadian tersebut.Lantas, apakah surat itu memang berisi larangan buat berjualan di sekolah? Apakah karenanya, Reisha dan Agil mendapatkan teguran dari pihak sekolah?

Sebagai buku anak- anak, buku ini bercerita dengan lancar dan mengalir. Adegan demi adegan tidak disajikan dengan kaku. Banyak humor terselip, menjadikannya sebagai karya yang enak dinikmati. Ilustrasi gambarnya juga cantik, walau menurut saya, untuk anak kelas 1 SD, mereka terlihat terlalu besar ya ( serasa melihat anak SD kelas 5 atau 6). Juga beberapa idenya bikin saya terkaget- kaget. Anak kelas 1 SD sudah sepintar itu ya? Atau ini bisa terjadi karena buku ini ditulis oleh orang dewasa.Oh ya satu lagi, endingnya serasa menggantung, seperti ada yang belum dituntaskan. Atau memang ini akan dibuatkan sequelnya?

Terlepas dari sedikit kekurangan( menurut saya lho), buku ini berhasil menyampaikan banyak pesan. Tentang perlunya dukungan orang tua buat semua kreatifitas anaknya, selama dalam koridor positif. Juga tentang profesi pelaut( yang hanya diceritakan sedikit).Penyelesaian masalah Reisha dan Agil pun win- win solution.Karena bagaimana pun, sekolah tetap tempat belajar...Sukses buat pengarangnya, ditunggu buku- bukunya yang lain.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS