@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Katakan tidak buat aborsi....

Judul Buku        :  Perfect Mess

Pengarang         :  Rina Suryakusuma
Penerbit            :  Gramedia Pustaka Utama
Juml halaman     ;  240

Memilih buku ini untuk dibeli, pada mulanya karena nama pengarangnya, yang menjadi favorit saya, karena beberapa karyanya enak dibaca. Baru kemudian saya membaca tulisan di kavernya yang tertulis begini " The past cannot be changed, forgotten or erased. It can only be accepted.Sebuah tulisan yang bermakna dalam, setelah kita membaca keseluruhan isi buku ini.Kisah yang menceritakan tentang dua orang perempuan bernama Karenina dan Sabina, yang tidak kebetulan punya masalah yang hampir sama" bersinggungan dengan masalah aborsi", tapi punya penyelesaian masalah yang berbeda. Bukan berarti yang satu lebih baik dari yang lainnya, tapi kedua- duanya punya pilihan terbaik pada saatnya.

Karenina, seorang pelajar di sekolah Menengah Atas bertaraf Internasional, Terang Kasih School, terlibat dalam hubungan tak diperbolehkan, atas alasan apa pun, dengan Kenneth teman sekolahnya. Akibat kedua- duanya mabuk, mereka melakukan ML dan akibatnya Karen hamil. Tentu saja,

itu bagaikan dunia berakhir bagi Karen pada mulanya. Pacar yang diharapkan memberikan solusi, malah menyarankannya aborsi, sementara kedua orang tuanya, lebih sering pergi ke mana pun, daripada berada di rumah dan menjadi tempatnya berkeluh kesah.

Sementara Sabina adalah seorang perempuan yang juga pernah menjalin hubungan terlarang dengan pacarnya, yang juga mengakibatkan dia hamil, bertahun tahun yang lalu. Sayangnya, karena saat itu dilihat tak ada jalan lain, janin itu kemudian digugurkannya ( hal yang kemudian disesalinya seumur hidup). Sabina kemudian diungsikan ke Melbourne, tempat di mana dia bertemu Gery, teman semasa SMP, yang kemudian menjadi suaminya. Seorang lelaki baik, yang sangat percaya Tuhan dan mau menerima Sabina dengan masa lalunya.

Dalam perkembangannya, akhirnya Karen dan Sabina terhubung via blog Sabina, dan saling menguatkan dengan cara mereka masing- masing. Berkat perenungan dan doa- doanya, juga Donald teman sekolahnya yang mendukung dengan cara menjadi teman curhat juga mengenalkannya dengan Vanes, Karenina kemudian mengambil keputusan untuk tidak aborsi dan akan terus mempertahankan bayinya, Baginya, aborsi, sesuatu yang aku tahu pasti, akan aku sesali seumur hidup.Aku tak mau tinggal dalam penyesalan( halaman 102).Masalah tentu saja belum berakhir bagi Karen. Karena dia harus meyakinkan kepala sekolahnya untuk cuti sementara, juga kedua orang tuanya, agar niatnya untuk tidak mengaborsi bayinya mendapatkan dukungan.

Sementara di lain tempat, Sabina dan Gery yang rutin berkonsultasi dengan dokter kandungan demi mendapatkan keturunan sebagai pengganti " baby Naomi" yang pernah digugurkannya dulu, harus menghadapi kenyataan buruk. Bukannya Sabina yang ternyata bermasalah dengan kandungan, yang sementara ini dikiranya, tapi ternyata Gery yang bermasalah( halaman 150).Kejadian yang kemudian menjadikan Gery sesorang yang lain. Menarik diri, lebih banyak diam, dan tak seperhatian dulu. Sabina merasa kehilangan Gery yang dulu, sampai suatu saat dia menemukan Gery menangis." Dari tempatku berdiri, aku hanya bisa melihat belakang bahunya.Kini kulihat bahu itu berguncang.Aku tertegun, aku mengerjapkan mata. Pemandangan itu tak berubah. Bahu Gerry berguncang. Gerry menangis"( halaman 181).Suatu hal yang sangat mengejutkan karena ternyata Gerry begitu terpukul atas vonis dokter tersebut. Untunglah ada Sabina yang menyemangati Gerry dan berjanji, bahwa apa pun yang terjadi, ada atau tanpa anak, tidak akan mengurangi kebahagiaannya hidup bersama .

Di sisi yang lain, atas saran Donald, Karenina menghadap kedua orang tuanya dan mengemukakan pendapatnya bahwa dia akan mempertahankan bayinya. Mamanya, walau terkejut tapi setuju. Sedang papanya, setelah berdebar cukup alot, akhirnya mengajukan sebuah syarat. Karenina boleh mempertahankan bayinya apabila sekolah tidak mendrop outnya.Lantas bagaimana akhir dari kisah ini.Bagaimana nasib Karenina, bayi dalam kandungannya, juga Sabina? Apakah rencana Karenina yang berkaitan dengan si bayi?

Membaca buku ini secara utuh, saya menyerap banyak nilai positif yang coba disampaikan. Bahwa setiap orang punya kemungkinan untuk berbuat salah, sama besarnya dengan kemungkinan untuk berbuat benar.Sebuah rumah tangga, bisa jadi harmonis karena kerelaan dan keikhlasan untuk menerima keburukan di masa lalu mau pun masa kini. Dan kunci dari kesemuanya adalah selalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan, Sang Penentu segala keputusan..

Menutup review saya, ada bait bait pusi indah yang dimuat Sabina di blognya,

They say, the secret to find happiness is not difficult.
They are in..

The roof above me, said, aim high
The fan said, be cool
The window said, take pains
The clock said, every minutes is precious
The mirror said, reflect before you act
The calendar said, be up to date
The door said, push
The lamp said, light the way for your future
And the frame of us said, love and respect each other, so there would be no regret.
( halaman 198- 199)

:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Rina Suryakusuma mengatakan...

Makasih Mbak Dhani :) Semoga novel berikut juga tidak mengecewakan ya Mbak. Salam, Rina

Unknown mengatakan...

siap, aku tunggu ya dik...

Posting Komentar