@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Menulis cerpen, berdasar tema tertentu atau tanpa tema, sama menariknya

Judul buku : Little Stories
Pengarang : Rinrin I, Vera Mensana dll
Jumlah hal : 255
Jenis buku : Kumpulan Cerita Pendek
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978.602.03.0190.7

Ini bukan tentang kumpulan cerita pendek biasa, tentu saja. Bagaimana tidak, buku ini adalah kolaborasi dari 5 orang penulis yang dipilih Maggie Tiojakin untuk mengikuti proyek tentang kepenulisan bertajuk Lotus Creative.Sebuah proyek yang bermuatan bimbingan kepenulisan tatap muka, saling mengkritisi karya satu sama lain.Dan sebuah gagasan tercetus dari hasil proyek tersebut.Tentu saja masih di bawah supervisi MT dan menuliskannya berdasar latihan penulisan tersebut.

Kumpulan cerpen ini dibagi menjadi 4 bagian besar, dengan 4 tema, yakni kuliner, promter( sebuah kalimat awal yang sama dan sudah ditentukan), demonstrasi dan tema bebas, dengan masing- masing 1 tulisan untuk setiap tema bagi masing- masing penulis.Dan hasilnya adalah tulisan yang beragam, walau temanya sama. Menarik untuk mencermatinya,satu demi satu dan memilih beberapa di antaranya sebagai favorit.


Pada tema pertama yakni kuliner, masing- masing bereksplorasi dengan satu jenis makanan yang dipilihnya. Dan favorit saya untuk bagian ini adalah Brongkos Mertua( Adeste) dan Semangkuk Bakso Tahu( Rinrin I). Cerita 1 unik berkisah tentang seorang menantu yang tak suka masak, tapi punya suami yang begitu memuja masakan brongkos ibunya. Sebuah cerita yang dengan tepat membidik hubungan unik antara mertua dan menantu perempuannya. Sedang cerita ke 2 bercerita tentang seorang anak yang bersusah payah mengumpulkan uang untuk semangkuk bakso tahu kesukaan ayahnya dan ketika uang itu telah didapatkannya, sesuatu yang tragis terjadi.

Pada tema ke dua yakni prompter, terus terang merupakan bagian yang tidak saya sukai. Kenapa? karena sebagian besar ceritanya muram dan kelam, mungkin karena prompternya salah satunya adalah" Ezra menghunus pisau dapur ke arahku"Isi bagian ini, pertikaian, darah di mana- mana.

Pada bagian ke tiga yang bertema demonstran, cerita favorit saya adalah Aparat( Faye Yolody) yang secara unik memotret demonstran dari kaca mata seorang aparat. Jika biasanya yang ditampilkan adalah proses demonstrasinya, menuliskannya dari sudut lain amatlah menarik. Sedang cerita lain yang saya suka adalah Firasat Sang Ayah( Vera Mensana). Walau menurut saya, keterkaitan dengan tema utama tidak terlalu pekat tapi penulis berhasil melukiskan hubungan antara ayah dan anak, baik dari sisi bisnis dan hati nurani.

Bagian ke empat menjadi bagian yang paling menarik karena temanya bebas. Masing- masing pengarang bebas bereksplorasi sesuai dengan kata hatinya. Cerita favorit saya untuk bagian ini adalah Berdua Saja( Vera Mensana) dan 12 Juli( Adeste). Cerita pertama berkisah tentang percakapan seorang anak kecil dan ayahnya dengan setting sebuah warung bakmi. Sederhana tapi menyentuh. Juga tentang 12 Juli yang bertutur tentang persiapan seorang nenek yang menyiapkan banyak hidangan kesukaan cucu- cucunya untuk ultahnya yang ke 72, yang sayangnya berakhir tidak sesuai dengan harapannya.

Sebagai sebuah bacaan, buku ini menarik karena idenya juga eksekusinya. Apalagi buat para penulis pemula, cara- cara penggalian ide berdasarkan tema- tema yang sudah ditentukan sebelumnya sepertinya harus sering dipraktekkan. Tentu dengan menggali ide- ide lain seperti pemilihan beberapa kata untuk dimasukkan dalam satu karangan, penggunaan gambar sebagai media pemantik tulisan atau pun dengan memasukkan suatu bagian lagu/ puisi dalam tulisan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar