Judul buku : Kutukan Gadis Phoenix
Pengarang : Kathryn Reiss
Genre buku : Misteri
Alih bahasa : Utti Setiawati
Buku
ini adalah buku yang saya beli murah dari seorang teman. Sama sekali
blank dengan nama pengarang, juga jenis genre dan jalan ceritanya. Tapi
setelah membacanya, suka banget.
Bercerita tentang Miranda
Browne, seorang remaja, putri tunggal dari ibu yang dokter dan ayah yang
seorang dosen pada mulanya, lalu memutuskan menjadi seorang direktur di
sebuah museum.Pada suatu perjalanan ke sekolahnya, mobil yang
dikendarai mamanya nyaris menabrak seorang gadis yang kemudian dikenal
sebagai Abby.Seorang gadis berumur 13 an, yang sejak kejadian itu
menarik perhatian Miranda. Bagaimana tidak, Abby yang ternyata satu
sekolah dengannya, kelihatan aneh. Membawa tas manik- manik yang aneh,
suka mencuri makanan di kantin sekolah dan bahkan di toko makanan di
lingkungan mereka tinggal, senang menghilang tiba- tiba dan berlaku
ketus.
Miranda yang penasaran berusaha mencari alamat yang diakui
Abby sebagai alamatnya, tapi ternyata itu tempat tinggal orang lain.
Sampai suatu kejadian mengantarkan Abby tinggal di rumahnya. Dan itu
dikarenakan, Abby memecahkan kaca jendela mobil ayah Miranda untuk
mengambil makanan di dalamnya.Kedua orang tua Miranda akhirnya "
memaksa" Abby untuk tinggal bersama mereka, sementara mereka berusaha
melacak jejak keluarganya.
Dan mulailah hari- hari yang aneh
terjadi di keluarga Miranda. Mulai Miranda yang seringkali mendengar
suara tangisan pelan Abby, tapi ketika ditengok, Abby tak ada di
kamarnya, lalu tiba- tiba sudah ada di tempat tidurnya lagi dalam
hitungan detik. Oh ya, Miranda bisa mendengarnya setelah dia menyimpan
sebuah patung berbentuk peluit Phoenix di kamarnya.Belum lagi lagu- lagu
yang dimainkan Abby dengan piano adalah lagu- lagu lama, tidak sesuai
dengan umurnya.Dan puncaknya adalah saat nenek dari Susanah, sahabat
Miranda yang bilang bahwa foto Abby mirip dengan foto muridnya puluhan
tahun yang lalu.Lalu semuanya digenapkan dengan foto- foto rapuh dan
kuno yang disimpan di tas manik- maniknya.
Akhirnya, Abby mengaku
bahwa dia sebenarnya hidup di tiga ratus tahunan yang lalu. Tapi karena
pertolongan seorang Indian, Abby tidak meninggal saat sebuah kebakaran
menewaskan kedua orangtuanya, adik- adiknya juga calon suaminya. Setelah
kejadian itu, Abby seperti terlempar ke masa depan.Hidup pada kurun
waktu setelah itu, tapi tak bisa tumbuh atau menjadi tua. Dan untuk
menghilangkan kecurigaan orang- orang, dia harus berpindah-pindah
tempat.Bukannya Abby tidak berusaha untuk kembali ku masa lalunya, tapi
dia selalu gagal dan menjadi" hantu"
Keterusterangan itu berujung
pada permohonan Abby, agar Amanda dan Daniel sahabatnya, mau diajaknya
ke masa lalu. Dan itu bisa dilakukan dengan bantuan peluit
Phoenixnya.Lantas, apakah yang terjadi setelahnya? Apakah keinginan
ketiga remaja ini berhasil? Apakah Abby bisa berkomunikasi kembali
dengan keluarganya yang tidak meninggal di kejadian itu? Apakah Miranda
dan Daniel bisa kembali ke dunianya sekarang, dengan atau tanpa Abby?
Membaca
novel ini, kita diajak menyusuri banyak waktu. Yah, pembaca seperti
berkelana ke masa- masa bahkan saat kemerdekaan Amerika belum terjadi.
Mengamati kebiasaan dan perilaku penduduknya, juga tata kota di saat
itu.Karena ini novel terjemahan, maka peran pengalih bahasanya sangatlah
penting. Dan saya rasa, di sebagian besar halamannya, peran itu telah
dilakukan dengan baik. Sungguh menyenangkan rasanya, beralih dari satu
genre ke genre lain, dalam membaca. Dan saya menikmatinya sungguh...
Berkelana ke dinding waktu, dalam KUTUKAN GADIS PHOENIX
18.13 |
Label:
BACAAN NOVELKU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar