@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Guru baik vs Guru Tak Baik

Judul Buku       Matilda
Pengarang        Roald Dahl
Penerjemah      Agus Setiadi
Juml halaman    264
Penerbit           Gramedia Pustaka Utama
Genre              Cerita Anak Anak

Dan di sinilah aku, akan bercerita tentang seorang Matilda, gadis kecil yang jadi tokoh utama dari sebuah cerita yang diberi judul dengan namanya sendiri.Matilda adalah anak bungsu dari keluarga Wormwood yang punya seorang kakak bernama Michael. Bila orang tua lain biasanya menyayangi anak- anaknya sama besay, sayangnya Matilda diperlakukan lain sejak dia masih kecil.Dia bahkan tidak dianggap ada sebagai bagian dari keluarga itu. Beruntungnya, walau diperlakukan demikian, Matilda ajaib sejak kecil.Pandai bicara tanpa cadel pada umur 1,5 tahun, sudah bisa membaca pada usia 3 tahun dan lancar membaca pada usia 4 tahun( halaman 11). Ketertarikan pada buku dan bahan bacaan itu malah dianggap berlebihan oleh ayahnya, yang menganggap bahwa pandai membaca bukanlah sesuatu yang layak dapat pujian.Karena tak ada yang bisa dibacanya di rumah, Matilda kecil setiap hari pergi ke perpustakaan umum yang ada di desanya.Dan mulai membaca buku apa saja, bahkan buku- buku yang biasa dibaca oleh orang- orang yang berusia jauh di atas usianya.Matilda berkenalan dengan Charles Dickens, Charlotte Bronte, Rudyard Kipling dan pengarang- pengarang dunia lainnya.

Buku buku itu bahkan akhirnya boleh dibawa Matilda ke rumah.Hal yang kemudian malah mamancing kemarahan ayahnya yang seorang penjual mobil yang curang( membeli mobil rusak dengan harga murah, memberinya sesuatu dan menjualnya dengan harga mahal).Ayahnya bahkan mengomelinya, juga merobek buku yang sedang Matilda baca. Hal yang kemudian menimbulkan ide di benak Matilda untuk melakukan pembalasan( bagian yang seprtinya tidak layak ditiru, terlepas dari ketidakpantasan kelakuan ayahnya). Mulai dari menaruh lem super lengket pada bagian dalam topi yang dipakai ayahnya( halaman 30), sampai memasukkan seekor burung nuri plus sangkarnya( milik seorang anak tetangganya)  ke dalam perapian, sehingga saat burung nuri itu bicara, ayahnya menganggap itu suara hantu ( halaman 48, 49, 50) sampai mengganti tonik rambut yang biasa dipakai ayahnya dengan cat rambut platina ekstra kuat milik ibunya( halaman 63)

Untungnya, ketidak akuran hubungan Matilda dan ayahnya tidak berlangsung lama. Di usia 5, 5 tahun, Matilda masuk ke sebuah sekolah dengan guru baik hati bernama Miss Honey. Oh ya, nama sekolah itu SD Crunchem Hall.Matilda segera saja menjadi bintang di kelas paling bungsu di sekolah itu. Jika teman- temannya masih berkutat pada perkalian dengan bilangan 2, Matilda sudah bisa menghitung 12 kali 7( halaman 78) Menurut saya, otak kita lebih hebat dari sekeping logam bernama kalkulator, kata Matilda ( halaman 81).Ketika teman- teman lainnya hanya bisa membaca satu atau dua kata, juga mengejanya, Matilda bahkan bisa membaca sajal lima baris dan menciptakan sajaknya sendiri tentang guru baik hatinya, Miss Honey( halaman 85).Mengetahui kepintaran Matilda, guru baik itu mengusulkan kepada Kepala Sekolah agar dia dinaikkan kelasnya ke tingkat paling tinggi. Sayangnya, usulan itu diabaikan oleh sang Kepala Sekolah, Miss Trunchbull. Seorang kepala sekolah yang memimpin dengan gaya diktator dan tanpa belas kasihan. Mulai dengan perkataannya yang suka mengolok- olok dan merendahkan muridnya, sampai kekerasan- kekerasan fisik yang tak masuk diakal, mulai dari menjewer telinga, berteriak sampai melemparkan muridnya keluar jendela( halaman 125).Tindakan tindakan yang akhirnya malah memancing murid muridnya untuk bertindak iseng seperti memasukkan kadal air ke dalam teko airnya( halaman 174).
Sebuah tindakan yang berujung pada kemarahannya pada Matilda yang dituduhnya melakukan perbuatan itu.


Sang Kepala Sekolah kemudian memaki- maki Matilda sebisanya, walau pun Matilda sudah menjelaskan bahwa dia bukan pelakunya. Merasa diperlakukan dengan tidak adil, Matilda marah besar. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain diam saat Miss Truncbull marah- marah. Dan kemarahan yang ditahannya itu, ternyata memunculkan suatu kekuatan aneh dari matanya. Matilda mengarahkan matanya ke gelas, memberikan perintah agar gelas itu bergerak dan tiba tiba gelas itu benar benar miring dan terjatuh.Suatu kejadian yang berujung pada keterkejutan Miss Trunchbull( halaman 178-180).Matilda tentu saja sama terkejutnya, tapi tak ada yang bisa dIlakukannya untuk membaginya, kecuali dengan gurunya, Miss Honey.

Ketika teman teman lainnya sedang beristirahat, Matilda melakukan sekali lagi apa yang dilakukannya dan ternyata berhasil. Alih alih suka, Matilda malah bingung.Dia lalu berniat mendiskusikannya dengan sang guru sambil mampir ke rumah gurunya tersebut. Rumah si guru ternyata tidak layak disebut rumah. Letaknya terpencil di ujung desa, tanpa peralatan semestinya. Amat sangat berbeda dengan kondisi rumah orang tua Matilda dan rumah guru yang seharusnya. Tak punya kamar mandi, meja kursi, juga tempat tidur. Catnya mengelupas di sana sini. Dari perbincangannya dengan sang guru, Matilda tahu ada kejadian besar yang menimpa Miss Honey, yang menjadi sebab dia berakhir di tempat yang menyedihkan seperti itu.
Lantas, sebetulnya apakah kejadian yang dimaksud? Apakah ada yang bisa Matilda lakukan untuk membantu gurunya? Dan apakah Miss Trunchbull masih bersikap semena mena terhadap murid- muridnya?

Dari halaman pertama, buku ini sudah memikat dengan ilustrasinya, juga ceritanya yang hidup. Deskripsinya tentang tokoh- tokoh dalam ceritanya juga rinci. Demikian juga penggambaran karakter tokoh- tokohnya, khususnya tokoh antagonis kuat sekali, sehingga pembaca bisa merasakan ketidaksukaan pada tokoh- tokoh tersebut. Terlepas dari beberapa tindakan Miss Trunch sosok pendidik yang ideal juga sebaliknya. Juga pesan bahwa membaca itu membikin pintar. Oh ya satu lagi, buku ini memang cerita anak anak, tapi sebaiknya dibacakan oleh orang dewasa/ orang tua. Atau paling tidak ada pendampingan saat sang anak membaca, sehingga peniruan terhadap beberapa tindakan Matilda mau pun Miss Trunchbull tidak dilakukan.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar