@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Momwriter's Diary, buku pintar tentang dunia tulis menulis.

Judul buku          :    Momwriter's Diary
Penulis                :    Dian Kristiani

Jumlah halaman   :    139
Jenis buku           ;    Psikologi/Inspirasi.
Penerbit              :     Buana Ilmu Populer.

Menulis itu nikmat
Menulis itu menghibur hati
Menulis itu menajamkan intuisi dan membuat pikiran lebih cerdas.

Apakah engkau suka dan ingin menulis. Tapi nggak hanya sekedar menulis, tapi menerbitkannya dalam bentuk buku. Bukan hanya buku yang dibaca segelintir orang, tapi buku yang dibaca banyak orang dan syukur syukur best seller. Yang pada akhirnya mndatangkan kenikmatan, bukan hanya materi tapi batiniah.Kalau jawaban untuk semua pertanyaan itu adalah ya, maka saya sarankan untuk membaca buku ini.

Di buku berhalaman 139 ini, pengarang membuka semua hal yang ingin kita ketahui tentang dunia tulis menulis, yang lebih dikhususkan ke buku anak anak, mengingat pengalaman pengarang yang telah menerbitkan 100 an buku solo.Mulai dari cara merintis jalan, orientasi menulis , bagaimana cara pengiriman, sistim jual buku, perlu tidaknya agency, workshop menulis, manajemen waktu, sampai hal hal yang perlu diketahui saat berhubungan dengan penerbit, seperti penulisan portofolio, sinopsis, cara mengajukan naskah, menjalin relasi dengan penerbit dan editor, Setelah buku terbit pun, pengarang membagi idenya untuk promosi, baik bekerja sama dengan penerbit atau sendiri, dengan menggunakan semua media, online mau pun offline. Juga tntang tata cara promosi yang beretika, baik dan benar.

Di bab Penulis kok Matre, Dian menulis begini, Jadi jangan menghakimi penulis matre. Jangan pula menyindir, jika penulis matre tidak pernah beramal. Bukankah ketika tangan kanan memberi, tangan kiri tak perlu tahu.Masa kalau ingin berbuat baik dan bersedekah, kita harus bikin status. Selain itu jika kita punya uang, peluang untuk membantu sesama akan lebih besar.( halaman 9)

Di bab tentang plagiarisme, Dian menjelaskan tentang berbagai jenis plagiasi, seperti copy paste, mengakui ide orang lain sebagai ide kita atau memelototi ilustrasi seseorang untuk dijadikan bahan cerita.( halaman 13-14). Menurut Dian, menjadi penulis yang baik, bukan hanya jujur pada pembaca tapi juga pada diri sendiri.

Pada bab lain, Dian membincang tentang plus minus kirim langsung atau lewat agency. Juga bagaimana sebaiknya kita menjual karya kita, melalui jual putus atau sistim royalty.Dian mengemukakan alasan alasan, saat dirinya mengambil cara jual putus untuk karyanya, yakni :
1/ Sedang membutuhkan uang.
2/ Penerbitnya masih baru.
3/ Penerbitnya sering mangkir bayar.
4/ Membantu teman.
Juga dijelaskan tentang apakah dan bagaimana sistim kerja dari agency.( halaman 25)

Di bab bab lainnya, Dian banyak membagi kiatnya dalam banyak hal yang berhubungan dengan dunia tulis menulis, berhubungan dengan pengalamannya secara personal. Kiat kiat yang penting diketahui oleh orang yang ingin menerjuni bidang ini secara serius. Seperti bagaimana menyiasati terbatasnya waktu luang, bagaimana cara memantik ide, juga bagaimana menjalin hubungan baik dengan penerbit, editor maupun teman sesama pengarang, juga bagaimana caranya membuat tulisan tentang dongeng binatang.

Dian juga menyampaikan pesan, bahwa penulis seharusnya meningkatkan kemampuan menulisnya, baik melalui workshop menulis offline atau online, maupun dengan menulis sesuatu yang punya tingkat kesulitan berbeda. Mulai dari perbedaan genre, jumlah halaman tulisan maupun perbedaan  jenis tulisan.

Sebagai sebuah buku, saya merasa buku ini lengkap menjawab ketidaktahuan pembaca tentang proses tulis menulis. Disajikan dengan bahasa populer, pembaca tidak harus mengerutkan kening saat membacanya. Humor humornya khas Dian banget dan saya suka.Oh ya, ada bonus di akhir buku yang berisi alamat alamat email majalah atau koran yang bersedia menerima karya kita.

Tapi seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, saya melihat ada beberapa hal yang bisa dikritisi, seperti ;
1/ Judul buku. Mengacu judul buku itu, yang saya bayangkan semula adalah kumpulan pengalaman seorang ibu yang juga penulis di kesehariannya. Tapi ternyata isinya lain. Semacam" tertipu" tapi dalam konotasi positif.
2/ Bukankah lebih baik ada daftar isi, lengkap dengan bab dan sub bab, yang akan lebih mempermudah pembaca saat mencari bahasan yang dibutuhkannya, misalnya bab1 tentang tulisan( ide, jenis, manajemen waktu, dll), bab 2( hubungan penulis dan pihak pihak lain seperti penerbit, editor dan rekanan) dll.
2/Saya agak bingung tentang korelasi antara komik dan tulisan secara keseluruhan. Komiknya cakep banget, tapi seperti berjalan sendiri.Menghibur tapi  tidak menguatkan tulisan. Komik komik itu akan lebih cocok kalau judul bukunya Hari Hari Dian, sang Momwriter's.

Walau begitu, buku ini lebih dari layak untuk dipunyai oleh penulis, calon penulis atau orang orang yang baik sengaja atau tidak, bersinggungan dengan dunia kepenulisan. Oh ya, saat semangat menulis kita down, buku ini juga layak ditengok. Jadi saran saya, simpanlah buku ini di tas dan bawalah ke mana saja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 komentar:

Fardelyn Hacky mengatakan...

Kover bukunya lucu banget. Tokoh komiknya mirip mbak Dian kayaknya ya, xixixiixii

Unknown mengatakan...

iya dik, khasnya dik Dian banget yaa

Leyla Hana mengatakan...

wah kalo gitu aku masih bisa nulis buku yang isinya bener2 panduan utk ibu2 yg mau jadi penulis yak xixii

Unknown mengatakan...

ayo ditulis dik, pasti engkau bisa.

Riawani Elyta mengatakan...

Saya pernah kirim nonfiksi tentang nulis masih ditolak terus , mungkin pikir penerbit, siapa elo nulis ginian, nulis 50 buku dulu kek biar meyakinkan, haha

Menukil Aksara mengatakan...

Kalau menurut saya, buku ini nggak sekadar buku pintar, karena bab-babnya terinspirasi dari aneka pertanyaan yang dicurhatkan penulis/calon penulis ke Mbak Dian. Dan dari komik-komik di dalam buku, Mbak Dian seolh ingin menunjukkan bahwa sebagai penulis produktif beliau juga ibu-ibu rumah tangga biasa yang heboh dengan kesehariannya :)

Linda Satibi mengatakan...

hehe.. Mbak Lyta masa' sih kayak gitu..
tapi Mbak Dian ini emang bukunya dah seratus lebih ya..

Unknown mengatakan...

dik Riawani, xixixiixi, komennya nonjok..

Unknown mengatakan...

dik Melani, sayangnya menurut saya, keberadaan komik itu malah nggak sinkron dengan keseluruhan isi buku deh..

Unknown mengatakan...

dik Linda, rejekinya dik Riawani mungkin nggak di situ yaa

Posting Komentar