@SyifaDhani. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sweetly, Sebuah Kegilaan Cinta..

Judul buku                :  Sweetly ( Tak Semua Hal Semanis Kelihatannya)
Pengarang                :  Jackson Pearce.
Penerjemah              :  Ferry Halim
Penerbit                   :  Atria
Jumlah halaman        :  399

SINOPSIS
Dua belas tahun lalu, Gretchen dan kembarannya, mereka berusia 6 tahun dan saudara lelakinya yang berusia setahun lebih tua, Ansel, harus mengalami suatu peristiwa yang tragis.Dalam sebuah perjalanan ke hutan, sesosok penyihir atau siluman bermata kuning memburu mereka dan mengambil kembaran Gretchen.Lalu setelah itu kesedihan berturut turut datang. Si kembaran yang tak ditemukan, orang orang yang menyalahkan, kedua orang tua yang bersedih dan diakhiri dengan berpulangnya keduanya.

Dan 12 tahun kemudian, Gretchen dan Ansel, terusir dari rumahnya sendiri oleh ibu tirinya, yang dinikahi almarhum ayah mereka setelah kematian sang ibu. Secara hukum, usia mereka berdua sudah bisa dikategorikan mandiri. Dan dengan sejumlah uang yang tak banyak, mereka memutuskan untuk berkendara ke Pantai Folly, Carolina Selatan.Sayangnya kerusakan kendaraan mengharuskan mereka terdampar di sebuah kota tua nyaris tanpa penghuni, Live Oak.

Orang orang yang tak bersahabat menyambut kedatangan mereka. Tapi apa mau dikata, demi melanjutkan perjalanan, mereka harus tinggal lebih lama. Hingga seorang Jed memeberikan solusi jitu untuk mengatasi masalah kendaraan mereka, yakni dengan mencari tempat untuk memperoleh uang, dengan bekerja sementara waktu.Jed mengajak keduanya ke kediaman Sophia yang punya toko permen dan coklat di ujung daerah itu, berbatasan dengan hutan.Hal yang ditentang keras oleh seorang anak muda asing yang mereka temui, yang kemudian mereka tahu bernama Samuel.

Sophia adalah perempuan cantik dan menyenangkan, yang pada jumpa pertama berhasil memikat hati Gretchen dan Ansel. Buat Gretchen, Sophia mengingatkannya pada saudara perempuan yang pernah dimilikinya dan bagi Ansel tentu saja karena daya tarik fisik yang dipunyainya. Ansel lalu mulai melakukan pekerjaan pekerjaan reparasi di rumah yang ditinggali Sophia sendiri sepeninggal ayahnya, srmentara Gretchen membantu Sophia melakukan banyak hal yang berkaitan dengan toko coklatnya.

Sebenarnya rencana mereka berdua adalah tinggal sehari, tapi pada kenyataannya, Sophia sukses membujuk untuk tinggal lebih lama. Dan mereka menikmatinya. Ansel dengan" kedekatannya" dengan Sophia dan Gretchen dengan tekadnya untuk meninggalkan ketakutannya pada hutan dan penyihir, juga mulai bersosialisasi dengan penduduk kota kecil itu. Banyak di antara mereka terang terangan menyatakan ketidak-sukaannya kepada Sophia, karena mereka menganggapnya bertanggung jawab atas hilangnya banyak gadis gadis remaja, setelah sebuah pesta tahunan yang diselenggarakannya berlangsung.

Gretchen tentu saja menganggap semuanya itu omong kosong belaka, sampai banyak kejadian aneh terjadi. Mulai dari ditemukannya banyak cangkang kerang di gudang terkunci, sebuah nama yakniNadia, juga sikap Sophia yang berubah ubah dan terkesan menyembunyikan sesuatu. Dan diakhiri oleh sebuah kejadian menyeramkan, saat Gretchen mencoba melawan ketakutannya dengan pergi ke hutan sendirian, tanpa kakaknya. Dan hanya ditemani anjing Sophia.Di dalam hutan, Gretchen bertemu dengan sosok menyeramkan bermata kuning, sama seperti sosok yang memburunya 12 tahun yang lalu.Sosok yang kemudian menjelma menjadi mirip serigala atau fenrish.Untunglah, seseorang menyelamatkannya dengan tembakan yang menewaskan si fenrish . Seseorang yang kemudian ternyata adalah Samuel.

Setelah kejadian itu, Gretchen menjadi dekat dengan Samuel dan minta diajari menembak. Karena dia ingin bisa menghadapi Fenrish dan membunuhnya. Dan tentu saja, ini di luar pengetahuan Sophia dan Ansel, dengan berbagai alasan.Dan dalam berbagai kesempatan, Gretchen dan Samuel mulai memburu para siluman serigala tersebut.Ansel juga mulai merasakan ada hal yang aneh menyangkut Sophia, tapi seperti juga adiknya, mereka belum menemukan bentuk keanehan tersebut. Mereka bahkan mengajak Sophia pergi, tapi Sophia tidak mengiyakannya sampai Festival yang diadakannya berlangsung.

Dan saat Festival itu berlangsung, Gretchen memergoki Sophia sedang bercakap cakap dengan seseorang. Dan percakapan itulah, jawaban dari semua tanda tanya selama ini. Tentang misteri cangkang cangkang yang membuat Sophia mendadak muram, juga tentang gadis gadis yang menghilang selama 2 tahun terakhir ini.
Lantas apakah yang terjadi sesungguhnya? Siapakah Sophia sesungguhnya, siapakah Nadia, juga adakah kaitan antara para siluman dan Sophia?


Membaca buku buku terbitan Atria selalu menyenangkan. Walau banyak di antaranya kisah klasik, tapi tidak membosankan karena selalu banyak pesan dan pelajaran hidup di dalamnya. Hanya untuk buku ini, saya merasa agak bermasalah dengan penerjemahannya. Beberapa kalimat terbaca aneh dan membingungkan. Selain itu, banyak bagian dari novel ini serasa bertele tele. Pengarang terlalu asyik bercerita tentang latihan menembak Gretchen dan Samuel dalam banyak halaman. Juga jenis jenis kue atau permen coklatnya, susah dibayangkan, seperti kentang/ jeruk yang bersalut coklat( bagaimana rasanya ya?)
Untungnya 3 atau 4 bab terakhir seru dan bikin nggak sabat untuk membacanya. Ide yang unik, menggabungkan unsur kuliner dan horor dalam satu buku.

























  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Esperanza Rising, Selalu ada Harapan..

Judul Novel        :   Esperanza Rising
Pengarang          :   Pam Munoz Ryan
Penerjemah        :   Maria M Lubis
Jumlah halaman  :   238
Penerbit di Ind   :   Serambi.

SINOPSIS

Esperanza hampir berusia 13 tahun, nyaris punya segalanya. Mama dan Papa yang mencintainya, Ramona dan Sixto Ortega. Mereka tinggal di El Rancho de las Rosas,sebuah tanah perkebunan penghasil anggur di Meksiko. Sang ayah adalah pemiliknya dan Anza adalah anak tunggalnya.Bisa dibayangkan hari harinya adalah keahagiaan dan kemewahan. Besok adalah hari ulang tahunnya dan dia tahu jika dia akan mendapatkan persembahan srenade saat matahari terbit.Papa dan para lelaki yang tinggal di perkebunan itu akan berkumpul di bawah jendelanya, suara mereka yang merdu dan manis akan menyanyikan Las Mananitas, lagu ulang tahun.( halaman 9). Tapi ternyata, harapan hanya tinggal harapan.

Malam itu datang sebuah kabar, sang Papa meninggal dibunuh saat bersama para pekerja membetulkan pagar di tepi terjauh perkebunan. Esperanza merasa jantungnya bagaikan jatuh. Dia jatuh berlutut dan tenggelam dalam luang gelap keputusasaan, tidak memercayai semua ini.( halaman 20).Ulang tahunnya tetap dirayakan setelah hari berkabung, tapi keadaan tak pernah sama lagi. Apalagi setelah Paman dari pihak ayahnya( Tio Luis dan Tio Marco) mendesak mamanya untuk membeli rumah mereka dengan harga yang sangat murah.Suatu tawaran yang tentunya ditolak mentah- mentah.Juga tawaran untuk menikahinya dari salah seorang paman.

Sepertinya kemalangan baru dimulai. Tak lama kemudian, rumah yang mereka tinggali terbakar habis.Mama, Abuelita( orang tua mamanya) dan Esperanza harus tinggal dan tidur di pondok pondok pekerja( halaman 39). Dan tak ada keraguan sedikit pun bahwa kedua pamannya ada di balik semua musibah ini.Setelah kejadian itu, sekali lagi para paman datang, masih mengajukan tawaran yang sama.Akhirnya mereka minus Abulieta yang sedang sakit, memutuskan untuk menyeberang perbatasan, bersama Alfonso, Hortensia dan Miguel, pasangan anak beranak, yang merupakan orang kepercayaan almarhum papanya.Kelengkapan dokumen disiapkan oleh adik adik Abuelita yang tinggal di biara.

Dan dimulailah perjalanan yang tak mudah itu. Dimulai dengan berbaring di dasar gerobak dan menempuh perjalanan yang berat selama 2 hari, yang kemudian dilanjutkan dengan naik kereta. Alfonso membawa mereka ke sebuah gerbong dengan barisan bangku kayu, sudah penuh sesak oleh rakyat jelata( halaman 60).Sebuah perjalanan panjang yang ditempuh lebih dari  4 hari.Dan sampailah mereka akhirnya di sebuah perkebunan besar, tempat di mana saudara Alfonso bersama keluarganya tinggal dan bekerja.

Lalu mulailah hari hari yang tak pernah dibayangkan Anza harus dihadapinya. Pada mulanya dia tinggal di gubuk sempit dan merawat bayi kembar keponakan Alfonso, sementara ayah dan ibu mereka bekerja.Suatu hal yang tidak mudah saat Anza harus melakukan segalanya sendiri, untuk pertama kali, mulai dari kesulitan menggunakan sapu, kebingungan saat mencuci dll. Untunglah Anza akhirnya bisa belajar. Keadaan yang membaik itu ternyata tak bertahan lama.

Mamanya yang bekerja terlalu keras dan depresi pada saat yang bersamaan karena harus berpisah dengan Abuelita mendadak jatuh sakit dan setelah pengobatan yang tak kunjung menampakkan hasil, akhirnya harus dirawat di rumah sakit untuk waktu yang entah sampai berapa lama.Mau tak mau, Esperanza harus mengambil alih tanggung jawab di usianya yang sangat muda. Suasana kerja yang berat ditambah banyaknya percik percik pemberontakan imigran menuntut upah yang sepadan, bukan hal yang mudah untuk dilaluinya.Lalu apakah yang terjadi setelah itu? Apakah keadaan mamanya akan membaik, bisakah dia mengumpulkan uang untuk mendatangkan Abuelita? Dan apakah Esperanza harus menyerah?

REVIEW saya,

Ini buku tentang Meksiko yang saya punya. Berharga sangat murah karena dibeli di obralan karena tertarik pada sinopsis di bagian belakang buku. Sungguh tak menyesal membelinya, karena jadi paham lebih banyak tentang budaya Meksiko, salah satu kulinernya. Jika dulunya saya hanya paham tortilas, cabai jalapeno dan empanadas, sekarang jadi tahu juga burritos, arroz, flan de almendra dll.Sayangnya banyak di antaranya tanpa catatan kaki, sehingga harus browsing lagi.

Hal lain yang menarik adalah situasi di saat kisah itu terjadi dideskripsikan dengan gamblang. Jadi seperti kita hadir di antara para tokoh dalam cerita itu. Bukan hal yang mengherankan, karena novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata nenek si penulis. Kita juga jadi lebih paham, diskriminasi ada di mana pun, dalam berbagai bentuk. Dan ketidak adilan ternyata bisa menimpa siapa saja.

Penulisan bab babnya dengan judul aneka buah juga menarik, sayangnya kadang pencantuman itu berkesan tempelan, walau beberapa di antaranya mewakili cerita di bab tersebut. Penerjemahnya juga berhasil menghadirkan emosi para tokoh secara utuh, khusunya bagian bagian di mana terjadi kejutan kejutan yang menimpa Esperanza. Seperti saat dia tak bisa menggunakan sapu atau mencuci popok para bayi yang diasuhnya

Lewat novel ini, tersimpan banyak hikmah, salah satunya adalah kuatnya kasih sayang antar anggota keluarga dan orang orang terdekat, bisa membantu menghadapi tantangan seberat apa pun.Juga dikisahkan bahwa selama kita masih punya harapan, walau kita berada di titik nol sekali pun, kita bisa bangkit. Jadi teruslah memelihara harapan, menuangkannya dalam kerja keras dan menggenapinya dengan doa tak be4rkesudahan. Hasilnya akan nampak, cepat atau lambat.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sugar, Ketika Cinta Harus Memilih.

Judul novel             :   Sugar
Pengarang              :   Mi Rae
Genre                    :   Amore
Jumlah halaman      :   248
Tahun terbit            :   2014

You can't please anyone.You just can't.The best thing you can do is just believe in yourself and do what you think is right.( halaman 111)

SINOPSIS

Friska, direktur CSR di perusahaan PT Pangan Surya Semesta milik keluarganya. Ayahnya, Joseph Satyadharma adalah owner dari Satyadharma grup, di mana PT PSS adalah salah satu anak perusahaannya. Di anak perusahaan tersebut, Friska banyak menyelenggarakan kegiatan kegiatan pameran, khususnya pameran lukisan. Rencananya yang paling gres adalah mengundang Margo Wicaksono, seorang pelukis kontroversial yang tinggal di Australia. Margo tidak disukai di negerinya sendiri karena lukisan lukisannya terang benderang menyindir penguasa. Bisa jadi, rencana Friska sudah sampai ke pihak pihak tertentu, yang kemudian menunjukkan ketidaksukaannya dengan menaruh bom di suatu pameran yang digelar sebelumnya.

Di acara pameran lukisan Purnomo Dharma tersebut, kepanikan yang terjadi karena adanya ancaman bom yang terbukti benar, Friska yang panik terpeleset, terinjak beberapa orang, pingsan dan diselamatkan. Di rumah sakit, setelah kejadian itu, dia sering bermimpi. Isinya nyaris sama, tentang bom, ledakan dan sejenisnya. Antara ingat dan tidak, Friska samar samar menyadari bahwa seorang anjinglah yang menyelamatkannya. Anjing yang ternyata bagian dari satwa yang dimiliki kepolisian.

Di salah satu pameran yang juga dihadiri oleh Margo, Friska tak sengaja bertemu kembali dengan si anjing dan pengasuhnya yang kemudian diketahuinya bernama Bara.Mereka berdualah yang sekali lagi menyelamatkan Friska di acara pameran lukisan Margo. Bukan karena ledakan bom, tapi karena Riska sekali lagi pingsan. Bisa jadi karena kelelahan, ketegangan yang bertumpuk tumpuk atau karena diabetes yang dideritanya.

Sebagai ucapan terima kasih, Friska mengundang Bara dan Bubu( nama si anjing) untuk makan malam . Tapi mengingat bukan hal yang mudah untuk makan di restoran membawa anjing, akhirnya mereka makan di apartemen Bara, dengan menu makanan yang dimasak oleh Bara. Di kesempatan itu, Friska menyadari bahwa ada rasa tertarik pada Bara dan rasa sayang pada Bubu.Bara yang apa adanya, sederhana dan Bubu yang manis, berhasil mengikat hati Friska.

Sayangnya hubungan itu tidak disukai Toni, kakak semata wayangnya, yang berniat menjodohkannya dengan Jonathan, koleganya yang juga pemilik sebuah perusahaan besar.Dan dengan terpaksa, Friska mulai menjauh dari Bara. Pada kencan pertamanya dengan Jonathan, lewat lensa televisi, Friska menyaksikan berita tentang demo yang menjurus anarkhis di depan Kedutaan Amerika Serikat dan sekilas melihat sosok Bara di kerumunan.

Lantas, apakah yang kemudian terjadi pada Bara dan Bubu ketika kemudian terjadi ledakan bom? Bagaimana hubungan yang terjadi antara Friska, Bara dan Jonathan?

REVIEW

Ide cerita yang saya tangkap dari novel ini adalah hubungan yang terjalin antara seorang anak pemilik perusahaan raksasa dan seorang anggota kepolisian bagian Gegana. Kerusuhan, demo dan peledakan bom menjadi benang merahnya. Juga tentang persahabatan yang terjalin antara Bara dan Bubu anjingnya.Ide yang terus terang menarik, tapi dengan eksekusi yang tanggung. Kalau mau diarahkan ke aksi, pengulangan pengulangan kisah bom terkesan membosankan. Kalau diarahkan ke roman, konfliknya tidak tergarap maksimal, padahal banyak potensi konflik di sana.

Ada beberapa hal juga yang agak mengganggu kenyamanan baca saya, di antaranya:
1/ Ketidak konsistenan pada waktu menginap Friska di RS. Di halaman  52 disebutkan tinggal 6 hari, tapi di halaman 54 disebutkan 7 hari.
2/ Di halaman 123, Friska bilang , aku pingsan dan nyaris terinjak injak lautan manusia. Padahal di halaman 7 disebutkan bahwa beberapa kaki menginjak tubuhnya.
3/ Di halaman 142 disebutkan bahwa Bubu si anjing tinggal bersama Bara di apartemennya. Timbul pertanyaan saya, bolehkah anjing yang merupakan bagian dari satwa Kepolisian dibawa ke rumah pengasuhnya?. Pertanyaan yang sama untuk kendaraan dinas yang dipakai untuk keperluan pribadi, bolehkah?
4/ Pada kejadian demo di depan Kedutaan Amerika Serikat, diceritakan bahwa Bubu datang menyelamatkan Friska ( halaman 206). Agak janggal Bubu datang sendiri, karena biasanya Bubu selalu ada bersama Bara. Lalu ada penjelasan bahwa Bara luka pada saat itu. Tapi Bubu tidak mengalami luka apa pun?
5/ Karena melindungi Friska, Bubu akhirnya mengalami luka yang cukup parah. Alih alih membawanya ke dokter hewan yang juga kenalan ayahnya, Friska malahan membawa anjingnya ke rumah dulu, menelpon dokternya, merawat seperlunya. Lalu pergi juga ke dokter tersebut( halaman 219-221). Bukannya akan lebih sesuai logika kalau dari lokasi kejadian, Friska langsung ke tempat praktek dokter hewan ya?

Tapi bukan berarti tak ada hal menarik dari novel ini. Yang utama membekas dalam benak saya adalah hubungan akrab yang terjalin antara Bara dan Bubu, juga rasa sayang Friska ke Bubu dan sebaliknya. Juga tambahan pengetahuan tentang seluk beluk menyelenggarakan pameran lukisan. Oh ya satu lagi, tentang CSR. Sepanjang yang saya baca, biasanya berkaitan dengan langkah langkah yang dilakukan perusahaan sebagai kompensasi, bagi penduduk di daerahnya beroperasi. Akan lebih tepat sepertinya, yang dilakukan Friska berpayung pada sebuah Yayasan yang didirikan perusahaan dan bukan bagian dari CSR. Tolong dimaafkan kalau pemahaman saya keliru.

g

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Braga Siang Itu, Memotret' kekuatan" Perempuan dan kegelisahannya

Judul buku         :   Braga Siang Itu.
Pengarang         :   Triani Retno A
Jenis buku         :   Kumpulan Cerita Pendek
Penerbit            :   Sheila
Jumlah halaman :   140
Tahun Terbit      :   2013

Entah ini karya keberapa dari seorang penulis produktif yang juga editor, Triani Retno.Dia yang piawai menulis dalam berbagai genre, kali ini menghadirkan sebuah kumpulan cerita pendek. Yang beberapa di antaranya pernah dimuat di surat kabar.Ada 15 cerita yang tersaji, dengan tokoh utama semuanya perempuan. Lebih tepatnya lagi perempuan yang" kuat;". Tapi sayangnya, kekuatan itu tak semuanya berkonotasi positif.

Dari 15 cerita yang ada, saya mengklasifikasikannya dalam kesamaan tema seperti ini,,
1/ Perempuan atau Ibu, yang seharusnya jadi pengayom dan berhati baik, ternyata tak semuanya seperti itu.Ibu juga bisa jadi sosok pemarah, jahat dan durhaka pada anak atau menantunya.Dan itu diwakili oleh beberapa cerita seperti Bunda, Ibu yang Tak Pernah Ada, Sansevieria, Saat Malin Bertanya, Hati yang Tak Kunjung Damai. Di cerita cerita tersebut, Retno menceritakan tentang sosok ibu yang hanya pandai menyiksa anaknya, mertua yang lidahnya tajam  juga ibu yang hitung- hitungan dengan anaknya tentang " budinya" membesarkan anaknya.
2/ Perempuan itu tangguh dan brusaha sangat kuat untuk membesarkan anak- anaknya, seperti yang diceritakan dalam kisah Ceu Kokom dan Merajut Hari. Keadaan ekonomi yang pas pasan tidak lantas membuat ibu dalam cerita itu menyerah dan pasrah.
3/ Perempuan juga bisa bernasib tragis  dan bahkan sampai sampai kehilangan ingatan. Di cerita berjudul Bunda Tak Tersenyum, penulis berkisah tentang seorang ibu yang kehilangan senyumnya setelah ditinggal suami yang berselingkuh. Di cerita lain yang berjudul Suara, dikisahkan tentang seorang perempuan yang kehilangan kewarasannya, saat usahanya menjadi caleg gagal. Meninggalkan hutang yang tak terhitung jumlahnya.Juga di cerita Gunting yang mengulas tentang perempuan yang akan diceraikan suaminya karena tak bisa mengendalikan penggunaan kartu kreditnya.
4/ Penulis juga mengulik tentang politik dalam kacamata seorang perempuan, lewat cerita Braga Siang Itu yang bercerita tentang perubahan seseorang setelah dia masuk ke sebuah partai politik. Di Sarapan, penulis mengkritisi berita berita di televisi yang penuh dengan adegan kekerasan dan segala sesuatu yang buram. Lalu ada pula keresahan dan harapan akan sosok pemimpin seperti yang tertuang dalam cerita Surat Untuk Presiden.

Ada dua cerita pendek favorit saya yang sayangnya tidak menjadi judul buku. Cerpen pertama adalah Sansevieria.Sebuah kisah tentang seorang perempuan yang tidak menyukai mertuanya yang nyinyir, tapi melakukan tindakan yang tak biasa. Ia menanam dan merawat dengan baik, banyak tanaman Sansevieria di rumahnya. Tanaman itu dikenal juga dengan nama Lidah Mertua. Ketika tanaman itu telah tumbuh subur, si perempuan malah merusaknya, sebagai simbol kebenciannya pada sang mertua.

Cerita pendek yang lain adalah Gigi. Sebetulnya ide ceritanya sederhana, tentang Al, seorang perempuan yang kehilangan semua gigi depannya, dalam mimpinya. Karena kehilangan gigi biasanya dikinotasikan dengan meninggalnya keluarga terdekat, tentu saja Al sangat kuatir. Dan itu diperingatkan juga oleh sahabatnya, Susi. Untuk cerita ini, saya suka twistnya. Akhir cerita bukanlah kabar kematian salah satu keluarga terdekat, tapi rontoknya gigi depan Susi karena sebuah kecelakaan.

Tapi ada juga dua cerita yang menurut pemikiran awam saya, kurang " nendang". Cerita pertama adalah Undangan. Menurut saya, konfliknya kurang kuat. Ada 2 konflik di cerita itu yakni tentang idealisme dan gagal ginjal, tapi yang satu tidak dikulik dan yang lainnya malah seharusnya tidak jadi masalah.Juga cerita Hujan. Saya paham tentang profesi Mira, tapi hanya menebak nebak. Mungkin maksud penulis, Mira adalah simbol dari fenomena daerah daerah wisata. Tapi menurut saya, konfliknya bisa dipertajam.

Yang saya sukai dari gaya menulis Retno adalah dia tidak mengawang awang dalam tema. Tulisannya sederhana, tidak " berenda renda" tapi semua yang ditulisnya kita hadapi sehari hari. Tulisannya membumi, tapi tetap santun. Dan profesinya sebagai editor juga membuat tulisan tulisannya selamat dari kesalahan EYD. Membaca Braga Siang Itu, seperti membaca hidup...yang ada di sekitar kita, tapi lupa kita cermati. Dan Retno melakukannya buat kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ai, Saat Cinta Tak Pernah Lelah Menanti.

Judul               :   Ai, Cinta Tak Pernah Lelah Menanti
Pengarang       :   Winna Efendi
Penerbit          :   Gagas Media
Jumlah hal       :   277
Genre             :   Roman.

Cinta seperti sesuatu yang mengendap- endap di belakangmu.Suatu saat, tiba tiba kau baru sadar, cinta menyergapmu tanpa peringatan.

Persahabatan antara dua atau lebih orang yang berbeda jenis kelamin, biasanya tak jarang berakhir dengan saling suka. Lalu apakah rasa suka itu akan dinyatakan, dipendam buat kenyamanan pihak lain atau malah dilupakan? Novel ini mencoba mengulasnya lewat tokoh Ai, Sei dan Shin. Bersetting sebuah desa kecil di pinggir laut di Jepang, kisah ini bermula.

Ai dan Sei lahir di tanggal dan bulan yang sama, hanya berselisih setahun, Ai lebih tua.Ai seorang wanita dan Sei sebaliknya. Sejak dari lahir pun mereka tinggal di rumah yang letaknya berdampingan.Sei dan keluarganya mengelola sebuah restoran sedangkan Ai yang tinggal bersama ayahnya yang ilmuwan Barat, menempati sebuah rumah di sebuah pemandian umum.Kedua orang ini, bersahabat sejak kecil, saling ada buat yang lain bahkan besekolah di kelas yang sama, sebangku pula.Sampai kemudian, datang seorang Shin di antara mereka.

Shin datang ke desa itu karena kedua orang tuanya meninggal dalam suatu kecelakaan. Suatu keadaan yang memaksanya untuk tinggal bersama kakek neneknya.Shin sendiri sebelumnya tinggal di Tokyo.Kehadiran Shin bukannya mengganggu persahabatan Ai dan Sei tapi malah menambah warna. Shin datang dengan hal hal baru seperti robot Aibo yang berbentuk anjing atau kamera digital tipis yang super canggih( halaman 24).Shin dan Sei bahkan bahu membahu menyenangkan dan menghibur hati Ai, apalagi di saat saat murungnya( waktu- waktu yang bertepatan dengan meninggalnya ibunya, beberapa tahun lalu). Dan puncaknya adalah 100 buah layang layang yang dibuat untuk menghiburnya( halaman 40-41). Suatu situasi manis yang sayangnya tidak bertahan lama.

Pada suatu Festival Musim Panas, Ai memilih Yukata yang disarankan Shin dan mengabaikan pilihan Sei.Dan saat itulah Sei tahu, Ai dan Shin sedang jatuh cinta( halaman 45).Shin bahkan sempat menanyakan perasaan Sei kepada Ai, tapi Sei menjawab bahwa dia menyanyangi Ai. Tapi di lubuk hatinya, Sei berucap" Aku merasa sedikit sesak, karena Ai memilih Shin kali ini, bukan aku yang sudah belasan tahun menjadi sahabatnya. Aku berusaha menghibur diri sendiri.Apa yang kutakutkan?Bukankah kami bertiga akan tetap seperti ini ( halaman 51)

Ketika Ujian Akhir hampir tiba, saatnya untuk memilih perguruan tinggi sudah tiba. Shin tentu saja ingin kembali ke Tokyo dan kuliah di Todai University. Sementara Sei, mengingat bahwa dia adalah penerus generasi untuk mengelola restoran keluarga, memutuskan untuk melanjutkan kuliah di daerah setempat saja. Tapi atas desakan Shin dan Ai, juga orang tuanya, Sei juga memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke Tokyo. Mereka bahu membahu belajar keras dan mendorong Ai lebih keras. Bukan karena Ai kurang pintar tapi dia sering kehilangan fokus.

Akhirnya saat yang dinanti tiba. Mereka bertiga lulus dari sekolah lanjutan dan pergi ke Tokyo. Tinggal bersama di sebuah apartemen sederhana yang dicarikan oleh Shin yang tentu saja lebih familiar dengan kota ini.Mereka saling bantu mengatasi hari hari pertama tinggal dan mulai menyukai kota ini. Sambil kuliah, Sei dan Ai mengambil pekerjaan paruh waktu. Ai sebagai seorang penyiar radio sementara Sei bekerja di sebuah kedai ramen, bidang yang tak terlalu jauh dari usaha keluarganya. Di tempat itulah, dia berkenalan dengan seorang gadis yang mengingatkannya pada Ai, Natsu namanya.Mereka jadi dekat dan kelihatan bahwa Natsu menyukai Sei. Hal yang sama terjadi pada hubungan Ai dan Shin yang semakin intim. Mulai dari waktu yang lebih banyak dihabiskan berdua sampai Ai yang akhirnya tinggal di kamar Shin. Sebuah kedekatan yang puncaknya adalah lamaran Shin pada Ai di Tokyo Tower( halaman 119)

Berawal dari kabar bahagia itu, Natsu lalu mengajak Sei untuk mencari tempat tinggal baru dan tinggal bersama. Dan ketika hal itu dikabarkan kepada Ai dan Shin, Ai lah yang paling keras menentang rencana itu.Tapi dengan penjelasan panjang lebar juga dukungan Shin atas rencana itu, Ai akhirnya setuju. Lalu terjadilah suatu peristiwa yang mengacaukan semua rencana itu..

Shin meninggal dalam sebuah kecelakaan. Dia ditabrak sebuah mobil yang berkecepatan tinggi. Dan kejadian itu jadi awal dari banyak kemuraman yang melingkupi mereka. Mulai dari Ai yang menarik diri dari keramaian, Sei yang membatalkan rencananya untuk tinggal bersama Natsu juga perselisihan yang terjadi antara Natsu dan Sei.Lalu apakah yang terjadi setelah itu?Apakah Ai bisa move on, bagaimana dengan perasaan Sei ke Ai dan Natsu?

Sebelum ini, saya sudah membaca 2 karya Winna, yakni Refrain dan Melbourne. Terpikat pada yang pertama tapi biasa biasa saja dengan yang kedua. Yang ketiga ini berhasil memikat hati saya lagi.Setting Jepangnya keren. Saya jadi tahu banyak hal hal baru, seperti misalnya istilah untuk prosentase mekarnya sakura, mulai dari sanbu zaki,gobu zaki dan shicibu zaki9 halaman 97). Karakter tokoh tokohnya juga kuat. Banyak bagian di cerita itu, ditulis dengan cara" to show'.Interaksi antara tokohnya juga hidup. Walau lebih banyak narasi, tapi tak tersisa rasa bosan membacanya.Nyaris tak ada thypo, tapi sepertinya ada beberapa hal yang mengganjal, seperti :
1/ Di halaman 19 diceritakan bahwa tak ada jaringan internet di desa itu. Tapi di halaman 26 diceritakan bahwa mereka belajar tentang internet di rumah kakek Shen. Bukankah mereka tinggal di desa yang sama?.
2/ Di halaman 28 dan 29 diceritakan bahwa mereka membuka sebuah situs seram. Saya kok merasa bagian itu hanya sebagai tempelan, karena tanpa bagian itu pun cerita ini akan baik baik saja.
3/ Di halaman 40 diceritakan bahwa Shen menerbangkan 100 layang layang. Tak diceritakan bahwa ada yang membantunya. Jadi membayangkan, masuk logika kah menerbangkan 100 layang layang seorang diri?
4/ Ada dua kali saya membaca istilah" senyuman tentatif". Senyuman seperti apakah itu?
Selain beberapa hal di atas, saya suka gaya menulis Winna di novel ini. Ditulis dengan gaya penceritaan 2 orang, masing masing setengah bagian, cerita menjadi menarik berdasar 2 sudut pandang yang berlainan. Tidak mengherankan juga, kalau novel ini ternyata disukai banyak pembaca di luar sana. Terbit pertama di tahun 2009, novel yang ada di tangan saya adalah cetakan yang kesembilan( tahun 2013). Keren bukan? Sekeren petikan yang saya sukai..

"Hei Sei, jika kau punya sebuah permohonan, apa yang akan kau minta?"
"Aku akan minta supaya kita bertiga bisa hidup bahagia selamanya"
"Ya, aku juga.."


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gendhis, Perjuangan Penuh Liku menemukan Cinta Sejati

Judul Buku                 :  Gendhis, True Forget Me Not
Pengarang                  :  Dyah Prameswarie
Penerbit                     :  Sheila
Jumlah halaman          :  218 hal
Genre                        :   Romance
Tahun Terbit               :  2014

" Gendhis, aku nggak bisa menjanjikan untuk membawa seluruh dunia di hadapanmu.Aku juga nggak mampu menjanjikan bahwa kita akan hidup bahagia selamanya seperti ratusan dongeng. Tapi aku janji, aku akan selalu ada di sisimu setiap kali kamu membutuhkanku. Itu saja.."( halaman 200)

SINOPSIS

Gendhis, seorang perempuan pemilik sebuah studio fotografi khusus PreWedding, sudah bertunangan dengan Sena, pemilik 75 % saham di studionya. Akhir akhir ini sering sekali memimpikan rumah dan sahabat sahabat masa kecilnya. Merasa bahwa mimpinya itu bisa jadi berarti sesuatu, bersama Noel, sahabat, asisten sekaligus manajernya, Gendhis pergi mengunjungi Surabaya. Di kota yang sudah tak dikunjunginya selama 5 tahun itulah mimpinya berawal. Dimulai dari mengunjungi rumah masa kecilnya, Gendhis lalu teringat pada sebuah nama, Dave atau David, temannya di Sekolah Dasar yang juga jadi" cinta monyetnya"

Lalu, perjalanan dilanjutkan dengan menghubungi teman temannya semasa kecil untuk melacak keberadaan Dave. Sebuah perjalanan yang berliku, sampai akhirnya Gendhis bisa bertemu Dave.Sebuah pertemuan yang pada awalnya dimaksudkan hanya untuk menuntaskan mimpi mimpi, berlanjut menjadi sebuah rasa yang lain. Gendhis menyadari bahwa apa yang terjadi antara dia dan Dave salah, tapi dia juga tak bisa mengingkari suara hatinya. Sementara itu, Sena yang sudah " mencium" ketidakberesan ini, mengambil tindakan sepihak dengan banyak cara, mulai dari menutup kantor studio foto tempat Gendhis jadi bossnya sampai mengajukan tanggal pernikahan

Lantas, apakah yang terjadi pada hubungan segitiga yang rumit ini? Apakah Gendhis akan tetap berkomitmen pada hubungannya dengan Sena, walau hubungan mereka mulai menghambar akhir akhir ini, bahkan sebelum Dave hadir lagi? Ataukah kembali pada cinta masa kecilnya yang mulai memesona dan mengambil hatinya?Lalu bagaimanakah nasib studio foto itu di tengah carut marut hubungan Sena dan Gendhis?


Di novel setebal 218 halaman ini, pembaca akan disuguhi lika liku Gendhis menemukan cinta sejatinya. Dibalut diksi yang cantik, deskripsi tempat yang lumayan detail, juga penggambaran tentang Surabaya yang lengkap berikut dialeknya. Selain itu, banyak makanan makanan lezat jadi pernik pernik yang membuat novel ini unik dan menarik.Cerita tentang profesi yang digeluti Gendhis juga merupakan bagian yang saya sukai dari novel ini.
Tapi ada beberapa hal yang bisa dikritisi, yang akan saya bagi menjadi 3 bagian, yakni:
1/ Beberapa kesalahan tulis, seperti:
       - Penulisan percapakan seharusnya percakapan ( halaman 5)
       - Penulisan ahli botanical seharusnya ahli botani ( halaman 7)
       - Penulisan suami seharusnya calon suami ( halaman 59)
       - Penulisan lengan baju digulung selutut seharusnya digulung sesiku( halaman 97)
       - Penulisan gorgerous seharusnya gorgeous ( halaman 100)
       - Penulisan naik ke teratas Gallerie seharusnya naik ke lantai teratas ( halaman 176)
2/  Beberapa hal yang saya sebut tidak konsisten, yakni,
- Dave disebutkan tinggal di Bandung, tapi dalam banyak bagian cerita disebutkan tinggal di Surabaya.
- Tentang goresan nama yang diguratkan Dave kecil, di halaman 15 disebutkan di pintu garasi, tapi di halaman 30 disebutkan di kusen pintu. Salah satu yang benar atau dua duanya benar?
- Tentang Farah, Dave menerangkan bahwa dia adalah murid ibunya( halaman 84), tapi di halaman 120 dan 127 disebutkan bahwa dia adalah sekretaris ibunya.
-Di halaman 78 ditulis ada suara kurk mendekat. Siapakah yang memakai kurk? Dave kah?Kok di bagian lain tidak ada keterangan mengenai hal itu?

3/ Masukan masukan bila nanti novel ini dicetak ulang,
- Ada di beberapa halaman( 14, 30 dan 70), diceritakan bahwa Gendhis sedang mengingat masa lalunya. Menurut saya, penulisan bagian itu dengan jenis huruf yang berbeda akan membuat pembaca lebih jelas.
- Penulisan " ibu berdaster lusuh" di halaman 27- 29 menurut pendapat saya banyak diulang ulang. Pengurangan beberapa di antaranya pasti akan membuat novel ini lebih efisien.
- Sepanjang cerita, yang saya baca adalah pencarian Gendhis dan Dave tidak melakukan hal yang sama. Dave hanya menunggu. Sepertinya penambahan keterangan bahwa Dave juga mencari Gendhis diperlukan.
- Profesi Dave sebagai novelis kurang dideskripsikan, tiba tiba saja sudah launching.
- Tak ada keterangan tentang kenapa dan kapan mereka berdua( Dave dan Gendhis) berpisah.Boleh nggak kalau ada penjelasan tentang hal itu.

Besar harapan saya, penambahan dan pengurangan ini akan membuat novel ini lebih disukai karena ada potensi yang besar di dalamnya.
       
      

       
      
        



        
        
      
     
  


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS